'Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia' di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12).

Jakarta, Aktual.com – Neraca dagang Indonesia kembali mengalami defisit. Kondisinya semakin memperhatinkan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada November ini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang mencapai US$ 2,05 miliar, terparah sejak 2013.

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengatakan, defisit neraca perdagangan yang terus terpuruk karena Indonesia saat ini tidak memiliki ekspor andalan. Dengan demikian pemerintah tidak bisa menahan defisit.

“Pertama defisit itu utamanya karena ekspor kita melemah, kita tidak punya ekspor andalan, orde baru kita punya komoditas ekspor andalan dan dikawal oleh pemerintah dan itu berhasil (seperti) playwood, tekstil kita jalan. (Sekarang) Ini nggak ada,” kata Fuad dalam diskusi Rabu Biru bertajuk ‘Menilik Defisit Neraca Perdagangan, Pajak dan Kondisi Bisnis Indonesia’ di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Jakarta Selatan, Rabu (19/12).

Sementara pemerintah saat ini, kata Dewan Penasihat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, kebijakan ekonomi untuk menaikkan nilai ekspor serta valuta asing tidak dijalankan dengan baik. Tidak dikawal seperti pada pemerintahan sebelumnya, dan akhirnya desifit neraca perdagangan tidak bisa dielakan lagi.

“Paket kebijakan ekonomi yang sudah bertumpuk itu, itu satu meningkatkan ekspor, satu valuta asing, cuma ini semua diatas kertas, diunumin sendiri gak jalan,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid