Jakarta, Aktual.com — Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri mengkritik pemerintah yang terus-terusan menyalahkan perekonomian global yang masih melambat dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk itu, pemerintah diminta untuk cepat merespon dengan kebijakan baru dari dampak kelesuan perekonomian global tersebut. Dan sudah semestinya jangan menyelahkan kondisi global terus.
“Justru saat ini, Vietnam, Myanmar, bahkan Kamboja bertumbuh lebih baik dari Indonesia. Ini terjadi karena mereka cepat merespon dengan kebijakan yang tepat. Kita masih saja menyalahkan ekonomi global,” terang Faisal saat diskusi di Jakarta, Senin (18/4).
Faisal pun merinci data-data yang selama ini dianggap hanya menyalahkan kondisi perekonomian global itu. Salah satunya data pasar ekspor Indonesia, yang selama lima tahun belakangan ini turun drastis. Lagi-lagi alasan pemerintah karena ekonomi global melambat.
Padahal, kata dia, dengan kondisi yang sama, ekspor Vietnam selama lima tahun ini justru mengalami peningkatan yang luar biasa.
“Artinya ada kebijakan yang salah cara merespon gejolak perekonomian global itu. Yang ada malah pemerintah banyak bangun proyek infrastruktur, tapi tidak tepat. Seperti proyek kereta cepat itu proyek apa itu?” kecam Faisal.
Bahkan Faisal juga menyoroti penguatan mata uang rupiah yang belakangan ini tetap dianggap tidak terlalu kuat. Padahal di negara-negara lain justru dapat memanfaatkan peluang pelemahan dollar AS, sehingga mata uang negara tersebut menguat.
“Coba lihat di negara emerging market lainnya itu rata-rata penguatan mata uangnya mencapai 4,5 persen. Nah di kita, hanya naik 0,24 persen. Itu bukti policy respon pemerintah lemah,” tegas Faisal.
Menurut dia, Pemerintah Jokowi masih kurang kreatif. Justru masalahnya yang besar itu adalah instisusinya. “Itu (institusi yang harus dikuatkan. Jadi sudahlah jangan terus menyalahkan goncangan ekonomi global,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan