“Sampai akhirnya saya mendengar Dita dalam pemberitaan itu. Saya kemudian kroscek ke Nugraheni, alumnus sini yang sama-sama pengabdian di situ (Ponpes Darul Ulum, red.), ternyata Dita akhir-akhir ini kerap menangis,” katanya.

Dari pengakuan kawannya itu, kata dia, Dita kerap menerima telepon sembari menangis dan beberapa kali bilang mau berangkat ke Bogor. Akan tetapi, tidak jelas ke mana dan apa tujuannya karena pribadinya agak tertutup.

“Pihak Ponpes Darul Ulum juga tidak tahu kalau kemudian Dita pergi karena memang tanpa izin. Sebenarnya, membawa telepon seluler pintar (smartphone) di ponpes itu dilarang. Ternyata, Dita diam-diam membawanya,” katanya.

Bahkan, Ustaz Dul mengatakan bahwa orang tua Dita yang tinggal di Dusun Jambon, Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jateng, pun ternyata tidak dimintai izin oleh Dita sampai kemudian terjadi peristiwa tersebut.

Dita bersama Siska Nur Azizah, warga Kampung Legok 1, Indragiri, Panawangan, Ciamis, Jawa Barat diamankan ketika akan melakukan aksi tersebut. Dari keduanya, disita barang bukti berupa dua buah KTP, dua unit ponsel, dan satu buah gunting.

Ant

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara