Jakarta, Aktual.com – Manajer evaluasi dan perancang aktivitas dari Sisterhood, Pusat Pembelajaran Masyarakat, Nimo, menggelar pelatihan atau kelas secara daring bagi pengungsi, khususnya perempuan.
“Kami mengadakan kelas secara daring mulai dari kelas bahasa Inggris, merajut, senam aerobik, buku, serta membuat pernak-pernik atau perhiasan,” kata Nimo dalam diskusi publik virtual “Belajar dari Pengungsi dalam Merespons COVID-19”, Jumat.
Pusat pembelajaran masyarakat yang berlokasi di daerah Pasar Minggu itu, lanjut Nimo, dibentuk sebagai upaya untuk memberdayakan pengungsi perempuan.
“Kelas online adalah respons kami terhadap COVID-19 yang bertujuan untuk terus terhubung antara pengungsi pada masa sulit ini meskipun mereka tinggal di rumah,” ujar Nimo.
Kelas daring adalah cara terbaik yang dapat dilakukan untuk terus membantu para pengungsi perempuan agar produktif secara aman dan nyaman.
Terkait dengan sembako selama pandemi, dia menjelaskan bahwa bantuan paket makanan itu dari para donatur maupun lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap pengungsi.
“Jika memiliki satu paket makanan atau sembako, ada banyak yang bisa dibagikan kepada para pengungsi yang berasal dari latar belakang berbeda, seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Ethiopia, maupun Yaman,” katanya.
Selama pandemi, distribusi paket makanan kepada para pengungsi itu mengalami berbagai tantangan, seperti menjaga kebersihan dari paket makanan maupun jumlah paket makanan yang tidak selalu cukup dengan jumlah para pengungsi yang membutuhkan.
Meskipun demikian, selama distribusi paket makanan, pihaknya tetap adil dan berbagi untuk segala sesuatu yang meningkatkan hubungan dan kebersamaan pada masa-masa sulit ini.
“Berbagi itu merupakan bentuk kepedulian,” ujarnya.
Ia melanjutkan, “Menjadi pengungsi bukan pilihan kita, melainkan kita menerima situasi apa adanya. Pengungsi adalah orang yang sangat produktif.”(Antara)