Jakarta, Aktual.co — Dalam proses pembentukan kabinet, Indonesia Corruption Watch (ICW) lebih mengapresiasi bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dibanding presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi).
Pada era SBY, dimana pembentukan postur kabinet lebih transparan dan terbuka. Tidak seperti Jokowi yang melakukan dengan sistem tertutup.
“Jokowi masih kalah membangun postur kabinetnya dibanding SBY. Kalahnya Jokowi itu ada di proses,” kata peneliti ICW, Donal Fariz, dalam konferensi pers bertema “Jangan Pilih Anggota Kabinet Bermasalah”, di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (17/10).
ICW pun kecewa dengan sikap Jokowi yang hingga saat ini belum terbuka soal siapa calon menteri yang akan membantunya dalam menjalankan pemerintahan.
“Jokowi berjanji transparansi, tapi sampai sekarang belum dilakukan. Kami mau ingatkan Jokowi untuk menunjukkan janji tersebut,” kata Donal.
Donal mendesak agar Jokowi segera melakukan transparansi dalam pembentukan menterinya. Meskipun pengangkatan menteri merupakan hak prerogatif presiden, semangat Jokowi untuk menghadirkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel harus dimulai sejak sekarang.
Sekedar informasi, Jokowi sudah menyerahkan sebanyak 43 calon anggota kabinetnya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Nantinya, calon para pembantu Jokowi-Jusuf Kalla itu akan ditelusuri kedua lembaga tersebut.
Namun, Jokowi tetap tidak mau mengungkap siapa saja 43 orang itu. Jokowi meminta publik menunggu pengumuman pada Selasa (21/10), atau sehari setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih.
Artikel ini ditulis oleh: