Jakarta, Aktual.com — Anggota MKD Dadang S Muchtar menyesalkan terjadinya ‘konflik’ eksekutif-legislatif antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Ketua DPR Setya Novanto.
Menurutnya, antar lembaga negara mestinya bisa saling menjaga nama baik dan bisa menyelesaikan persoalan secara baik-baik tanpa harus ada yang ‘menyerang’.
“Jadi seharusnya antar lembaga negara baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif bisa saling bekerjasama. Tidak baik ditunjukkan kepada publik lembaga negara menyerang lembaga negara lainnya,” ujar Dadang di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/11).
Anggota Komisi II ini menambahkan, untuk meredam konflik antara Sudirman Said dengan Setya Novanto kuncinya berada di tangan Presiden Joko Widodo. Untuk itu, Jokowi diimbau turut campur agar tidak menjadi liar dikonsumsi publik.
“Kuncinya ada di kepala pemerintahan kita yaitu presiden. Mudah kok kalau kepala pemerintahan kita tegas, kumpulkan itu eksekutif, legislatif dan yudikatif. Atau panggil Menteri Sudirman dan Novanto, bicarakan baik-baik selesai. Jadi jangan membuat manajemen konflik dan menjadi asumsi dan konsumsi publik,” jelasnya.
Dia mengingatkan, jangan sampai masalah antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Ketua DPR Setya Novanto seperti kasus ‘cicak vs buaya’ antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri yang pernah terjadi dahulu. Sebab, di DPR sendiri ada yang pro dan kontra terhadap pelaporan Sudirman Said ke MKD DPR.
“Kita belajar dari kasus cicak buaya, janganlah sampai terjadi cicak vs buaya nantinya. Kuncinya di kepala negara kita, jangan seperti sengaja dibiarkan konflik ini. Seyogyanya ini kan masukan,” tandas Dadang.
Artikel ini ditulis oleh: