Buntut Pesawat Hercules TNI AU, C-130 nomor A 1334 yang jatuh di Wamena, Papua, Minggu (18/12), (Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Seluruh jenazah korban pesawat Hercules C-130 nomor A 1334 yang jatuh di Wamena, Papua, Minggu (18/12) pukul 06.09 WIT akan dibawa ke Malang sebagai penghormatan terakhir.

Kapentak Lanud Abd Saleh, Mayor Sus Hamdi Londong Allo ketika dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Minggu mengatakan jenazah 12 korban akan dibawa kembali ke Malang. “Rencananya, secepat mungkin dibawa ke Malang,” kata Londong.

Saat ini, lanjutnya, jenazah ke-12 korban ada di satu tempat untuk mempermudah proses evakuasi. “Jika ada keluarga yang menginginkan korban dimakamkan di kampung halamannya, akan dipulangkan ke pihak keluarga dan dimakamkan secara militer,” paparnya.

Hanya saja, Londong mengaku pihaknya belum mendapatkan informasi detail terkait alamat para korban, namun sebagian korban tinggal di Malang, seperti pilot Mayor Pnb Marlon A Kawer. Marlon tinggal di rumah dinas Abd Saleh, namun berasal dari Papua.

Ia mengemukakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Lanud di Wamena dan jajaran samping untuk evakuasi. Selanjutnya dibawa ke Abdulrahman Saleh. Hanya saja, Londong belum berani memastikan jam berapa jenazah tiba di Malang, karena harus menjalani proses medis terlebih dahulu.

“Yang pasti kami upayakan secepatnya. Proses awal disemayamkan secara militer di Skadron 32 Lanud Abd Saleh, baru nanti koordinasi dengan keluarga untuk pemakaman,” urainya.

Pesawat ini diterbangkan oleh Mayor (Pnb) Marlon A Kawer dengan membawa 11 kru lain. Kru yang terdaftar dalam manifest adalah Kapten (Pnb) Jihan H Farlin Saragih, Lettu (Pnb) Hanggo Fitradhi, Lettu (Nav) Arif Fajar Prayogi, Peltu Suyata, Peltu M Kusen, Pelda (Lek) Luqman Hakim, Peltu (Air) Agung Triwahyudi, Pelda Agung Sugihantono, Serma Ahmad Fathoni, Serma Mokhamad Khudori dan Serda Suyanto.

Namun, pihak Lanud Abd Saleh memastikan jumlah korban pesawat Hercules C-130 A-1334 TNI AU yang jatuh di Papua sebanyak 13 orang. Data ini bertambah satu orang dari data sebelumnya, yakni Kapten Lek Roni Pratama. Dia adalah Pasi Pamut Satrat 242 Biak.

“Oleh karena itu, kami diminta untuk menyiapkan 13 bingkai foto. Kapten Lek Roni Pratama ikut rombongan dalam rangka tugas,” ucap Londong.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby