tugu yogya
tugu yogya

Yogyakarta, aktual.com – Seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta sudah menerapkan aspek kota sehat yang dilaksanakan sejak dari 2007 di lima kecamatan dan kini sudah dilaksanakan di seluruhnya yakni 14 kecamatan.

“Penerapan aspek kota sehat di seluruh kecamatan memberikan dampak yang baik pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan juga memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan kualitas pendidikan, sosial, dan budaya,” kata Ketua Forum Kota Sehat Kota Yogyakarta Tri Kirana Muslidatun di Yogyakarta, Rabu (20/11).

Menurut dia, penerapan aspek kota sehat di seluruh wilayah kecamatan tersebut sejalan dengan penghargaan Swasti Saba Wistara atau Kota Sehat kategori tertinggi yang diterima untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut oleh Kota Yogyakarta.

“Penghargaan ini diharapkan menjadi penyemangat seluruh masyarakat untuk selalu menjalankan pola hidup sehat. Penghargaan ini bukan tujuan akhir tetapi ajakan bagi warga untuk menjalankan pola hidup sehat,” katanya.

Sedangkan bagi pemerintah, Tri Kirana berharap agar penghargaan tersebut juga menjadi penyemangat pemerintah untuk bisa memberikan layanan kesehatan yang prima untuk seluruh masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini mengatakan, terdapat berbagai terobosan baru di bidang kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu program 8.000 hari pertama kehidupan.

Melalui program tersebut, kesehatan masyarakat sudah dipantau sejak dari dalam kandungan hingga berusia 21 tahun sehingga nantinya dapat melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas untuk mendukung pembangunan.

“Jika biasanya program pemantauan kesehatan hanya dilakukan untuk 1.000 hari pertama kehidupan, maka di Kota Yogyakarta dilakukan dalam 8.000 hari pertama kehidupan,” katanya.

Pemantauan kesehatan dilakukan sejak ibu hamil, melahirkan, bayi, balita, hingga nanti dewasa. Contoh pemantauan kesehatan untuk bayi yang dilahirkan di antaranya berat badan, panjang lahir, lingkar kepala, hingga imunisasi yang harus diperoleh.

“Seluruh data kesehatan tersebut akan dirangkum dan dimasukkan dalam sistem informasi kesehatan berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Harapannya, data bisa diintegrasikan dengan aplikasi Jogja Smart Service (JSS) sehingga bisa diketahui dengan mudah oleh warga,” katanya.

Fita berharap, dengan pemantauan kondisi kesehatan dalam jangka waktu cukup lama tersebut maka berbagai masalah kesehatan seperti kasus kematian ibu, kematian bayi, stunting, gizi buruk, gizi berlebih hingga penyakit lain bisa diantisipasi sejak dini.

Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, penghargaan Kota Sehat tersebut akan meningkatkan motivasi pemerintah untuk memperbaiki kualitas layanan di bidang kesehatan. “Tetapi, masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk menjalankan pola hidup sehat,” katanya.

Ia menambahkan, kota sehat tidak hanya dinilai dari kondisi kesehatan masyarakat saja tetapi juga dinilai dari aspek pendukung lain seperti tata kota, penataan transportasi dan kelengkapan sarana dan prasarana pendukung.

“Misalnya, transportasi yang tertata baik akan mampu memberikan dampak yang baik pada kesehatan warga. Begitu pula dengan tatanan sosial yang tertata baik akan memberikan dampak pada peningkatan kesehatan warga,” katanya. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin