Bogor, Aktual.com – Seluruh rumah sakit rujukan pasien positif Covid-19 di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat diminta menaikkan jumlah tempat tidur atau bed untuk di atas 30 persen dari total bed yang ada.
Menurut Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, Bima Arya, hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan menerbitkan surat edaran nomor: YR.03.03/III/4643/ 2020 tentang peningkatan pelayanan pasien Covid-19. Dalam SE tersebut salah satu poinnya menyebutkan, untuk melakukan konversi tempat tidur guna penyiapan kapasitas ruang isolasi dan ICU bagi pasien Covid-19 sesuai standar.
Menurut Bima, angka Covid-19 di Kota Bogor saat ini mengalami lonjakan yang signifikan sehingga memerlukan kerja lebih keras dari semua pihak untuk menekannya.
“Saya garis bawahi, selain konversi tempat tidur, rumah sakit diimbau untuk menyampaikan laporan secara realtime. Target kita satu yaitu menambah fasilitas tempat tidur di rumah sakit sebesar 30-35 persen. Kemudian, menyiapkan tempat isolasi,” kata wali kota Bogor ini kepada wartawan, Selasa (22/6).
Bima juga menjelaskan, dampak dari melonjaknya kasus positif Covid-19 sehingga tingkat keterisian tempat tidur atau BOR untuk pasien positif Covid-19 di rumah sakit juga meningkat.
Dari 829 tempat tidur untuk pasien Covid-19 di 21 rumah sakit rujukan di Kota Bogor saat ini terisi 643 pasien Covid-19 atau 77,6 persen. “Padahal =, pada dua pekan lalu, BOR pasien Covid-19 di Kota Bogor kurang dari 20 persen,” katanya.
Menurut Bima, lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi itu, jika tidak dilakukan penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 maka pada dua pekan ke depan akan penuh.
Pemerintah Kota Bogor saat ini memanfaatkan Gedung Pusdiklat BPKP di Ciawi Kabupaten Bogor sebagai Pusat Isolasi Covid-19 yakni tempat perawatan pasien Covid-19 tanpa gejala atau OTG.
Di Gedung Pusdiklat BPKP saat ini tersedia 100 tempat tidur untuk perawatan pasien OTG dari kapasitas 120 tempat tidur. Ruangan lainnya dimanfaatkan untuk ruang dokter dan perawat, ruangan obat, unit gawat darurat dan ruang tindakan.
Menurut Bima, Pemerintah Kota Bogor juga menyiapkan pusat isolasi untuk pasien OTG di tempat lainnya, sehingga pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan berat difokuskan dirawat di rumah sakit.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Nusantara Network