Negara, Aktual.com – Berbekal rakit untuk menyebarangi Bendungan Palasari di Desa Ekasari, Jembrana, Bali Ni Luh Mandri rela mempertaruhkan hidupnya untuk mencari kayu bakar.

Hal tersebut dilakukan gadis 14 tahun itu demi membantu ibunya Luh Sumerti, untuk memasak. Kayu bakar yang dicarinya itu, hampir dicarinya setiap hari.

Meski mempunyai keterbatasan, Ni Luh Mandri merupakan gadis yang gigih. Tangan Ni Luh patah setelah jatuh dari pohon pada tahun 2002 ketika dirinya masih duduk di kelas II SD.

Meski memiliki satu tangan yang berfungsi, Ni Luh berusaha membantu orang tuanya. “Saya sudah biasa menyeberangi bendungan dengan rakit. Untuk dayungnya saya gunakan pelepah kelapa,” kata Mandri yang saat ini sekolah di SMP Negeri 3 Melaya ketika ditemui, Jumat (30/9).

Ni Luh merupakan gadis yang tak patah semangat. Meski memiliki keterbatasan dia tetap ingin melanjutkan sekolah. Terlebih, dia memiliki cita-cita untuk membanggakan kedua orang tuanya.

Anak pasangan Kadek Raun 36 tahun dan Luh Sumerti 32 tahun ini mengatakan, meskipun harus mengayuh sepeda gayung dengan medan yang cukup berat sejauh lima kilometer dia tak ingin putus sekolah.

Raun mengatakan, setiap dua hari sekali Ni Lu mengayuh rakit menyeberangi Bendungan Palasari di desanya untuk mencari kayu bakar.

Dia mengatakan, tangan kanan Ni Luh harus diamputasi karena patah dan membusuk setelah jatuh dari pohon pada tahun 2002.

“Waktu dia jatuh dan patah tangannya, karena tidak memiliki biaya kami hanya mengobatinya dengan cara tradisional. Tangannya yang patah itu lalu membusuk, sehingga terpaksa diamputasi,” kata Raun.

Selain mengayuh rakit, keistimewaan remaja putri ini ternyata mahir berenang meskipun hanya menggunakan satu tangan. Raun dan Sumerti termasuk keluarga miskin dan menerima jatah beras setiap bulan.

Yang lebih memprihatinkan lagi, rumah Ni Luh tak bisa diikutsertakan bedah rumah, karena tanah yang ditempatinya milik Proyek Irigasi Bali.

Beruntungnya, selain beras, Mandri yang merupakan anak pertama dari empat saudara itu termasuk pelajar yang berprestasi. Terlebih selama ini dia menerima beasiswa serta memiliki Kartu Indonesia Sehat.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu