Yogyakarta, Aktual.co — Munculnya semburan gas panas di sebuah pekarangan kosong dusun Kranggan, Jogotirto, Berbah, Sleman diduga muncul akibat adanya timbunan limbah batubara yang dikubur oleh pemilik lahan bernama Jafar Shodik. 
Warga setempat, Sukirno, menyebut empat tahun lalu sekitar tahun 2000 pemilik lahan menguruk pekarangan dengan material guna meninggikan permukaan tanah tersebut. Disamping material, ia juga menimbun limbah batubara berupa abu hasil pembakaran tebu dari pabrik gula Madukismo, Bantul di dalam tanah tersebut. 
“Dulu katanya mau dibuat sebagai bahan campuran batako. Makanya ditimbun disitu. Kurang lebih kedalaman timbunan itu ya sekitar 1 meteran,” katanya. 
Pihak berwenang sendiri belum dapat memastikan apakah munculnya gas panas itu akibat adanya timbunan limbah batubara yang dikubur di pekarangan. 
Sementara itu Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Sleman menilai pemanfaatan limbah semacam itu tidak bisa sembarangan dilakukan karena harus ada izin dari pemerintah. 
“Sesuai ketentuan pemanfaatan limbah batubara seperti ini memang harus memiliki ijin. Ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Mulai dari tujuan penggunaanya hinga teknik-teknik pemanfaatannya. Tidak bisa sembarangan,” kata  Isti kurniati Kepla Seksi Pelayanan dan Kajian Lingkungan, Kantor Lingkungam Hidup Kab Sleman di lokasi.
Pihakya sendiri mengaku akan melakukan koordinasi dengan pihak BLH DIY untuk menyelidiki dan mengetahui perizinan pemanfaatan limbah tersebut.