Penambang mengangkut minyak mentah di penambangan minyak rakyat di Wonocolo, Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (23/7). Tambang rakyat tersebut tengah dikembangkan menjadi objek wisata migas petroleum geoheritage Wonocolo dengan harapan masyarakat mengetahui sejarah pengelolaan migas di Indonesia. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/ama/16

Aceh, Aktual.com – Tekanan semburan minyak pascaledakan dan kebakaran di ladang pertambangan ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, hingga saat ini belum stabil.

“Tekanan semburan belum stabil, kadang turun antara 15-25 meter, terkadang meningkat diatas 30 meter,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, Selasa (1/5) malam.

Kata dia, mulai Rabu pagi pihaknya bekerjasama dengan TNI/Polri akan melakukan pembersihan di sekitar lokasi ledakan, termasuk rehab jalan yang akan mengangkut peralatan milik PT Pertamina ke lokasi semburan.

“Rencananya semburan ini mau ditutup, tapi teknisnya dan lamanya waktu yang dibutuhkan itu ada di Pertamina,” tutur Syahrizal.

Disinggung dampak dari semburan pascaledakan, diakuinya radius 150 hingga 200 ditiadakan aktifitas masyarakat, bahkan aktivitas sekolah dipindahkan ke sekolah lain seperti SDN 1 Pasir Putih dan SMPN 1 Pasir Putih.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara