Tapteng, Aktual.com – Naas nasib Erwin Sihombing 27 tahun, PNS Guru di Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Seminggu pasca pernikahannya dengan Kristina Sari Boru Siahaan 23 tahun, Erwin dengan sadis dibunuh oleh adik kandungnya Alimar Bahagia Sihombing 25 tahun. Erwin dibunuh menggunakan sebilah parang.
Peristiwa itu terjadi Minggu (13/3), saat Erwin dan istrinya sedang berkemas untuk pindah rumah ke Kecamatan Pinangsori dari Kelurahan Hutabalang Kecamatan Badiri, dengan alasan agar dekat dengan tempat bekerja.
“Kejadiannya, tadi pagi jam setengah delapan. Kronologis, waktu abangnya (Erwin) mau pindahan rumah, selama ini kan tinggal bersama, karena kawin, mereka pindah ke kecamatan Pinangsori. Ketika mereka angkat-angkat barang, ditengok pintu, tiba-tiba langsung ditusuk (oleh Alimar), mengenai pinggang bagian kiri dan terkapar,” tutur Kapolsek Pinangsori AKP L Siregar kepada Aktual.com melalui seluler.
Penuturan Kapolsek, usai dihujam parang, korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun kondisi korban tak tertolong dan tewas. Dikatakan, pelaku Alimar kini sudah ditangkap dan dalam penahanan. Informasi diterima, pelaku disebut-sebut mengalami gangguan kejiwaan.
“Informasi belakangan, ada gangguan jiwa, tapi masih perlu diperiksakan ke dokter kejiwaan. Sementara istrinya, masih trauma dan belum bisa kita periksa. Cuma perkara sudah kita limpahkan ke Polres Tapteng,” kata L Siahaan.
Sementara itu, penduduk sekitar Otomosi Zebua kepada Aktual.com menuturkan, usai membunuh, pelaku Alimar sempat menyebabkan warga panik. Pasalnya, tak lama usai membunuh abang kandungnya, Alimar terlihat mengelilingi kampung dengan membawa sebilah pedang yang ia pakai untuk membunuh abang kandungnya.
“Ya, semua berlarian takut. Apalagi dia pegang-pegang parang,” ujar Otomosi.
Tak lama mengelilingi kampung, Alimar akhirnya dihadang sejumlah Polisi dan TNI. Alimar akhirnya tersudut dan kembali ke dalam rumah, yang selanjutnya dibekuk.
“Masuk dia ke kamar, habis itu ditangkap dia. Sempat warga marah, tapi karena sadar yang dibunuh abang kandungnya, ya mau gimana lagi,” tutur Otomosi.
Soal dugaan gangguan jiwa, Otomosi menuturkan, pelaku selama ini dikenal memiliki tingkat emosional yang tinggi, sejenis gejala stress. Pelaku, sebelumnya diketahui pernah melakukan penikaman kepada 3 orang berbeda.
“Biasa sebenarnya, asal penting jangan terpancing emosinya. Ada tiga yang pernah ditikamnya, tapi gak meninggal,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby

















