ilustrasi

Jakarta, Aktual.com – Publish What You Pay (PWYP) meminta komitmen PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk merealisasikan pembangunan smleter, diharapkan tidak menunggu atau menggantungkan kepada potensi dana divestasi.

Karena jika perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu menunggu dana divestasi, dikhawatirkan pembangunan smelter yang mestinya selesai tahun 2022, mengalami keterlambatan.

“Kita berharap Freeport tidak menunggu dana divestasi dari pemerintah untuk pembangunan smelter, jika ini terjadi, secara tidak langsung sama halnya pemerintah membangun smelter untuk Freeport,” kata Koordinator Nasional PWYP, Maryati Abdullah di Jakarta, Sabtu (16/9).

Yang terpenting lanjutnya, dengan ketidak sungguh-sungguhan Freeport untuk menyelesaikan smelter pada 2022, secara otomatis Indonesia akan mengalami kerugian akibat operasi dari tahun 2021.

Keraguan atas komitmen Freeport ini bukan suatu hal yang berlebihan, karena memang faktanya janji-janji yang dinyatakan Freeport secara formal maupun non formal, tidak pernah terealisasi.

“Freeport sudah berulang kali berjanji untuk membangun smelter, namun fakranya tidak terjadi. Bahkan sempat ada uang jaminan, namun uang jaminan itu diambil kembali dan smelter tidam dibangun,” pungkasnya.
Pewarta : Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs