Semarang, Aktual.com – Panitia festival makan babi yang mengusung tema ‘Pork Festival’ tetap menggelar acara di Sri Ratu Pemuda Semarang, pada 23-29 Januari 2017, meski telah dikritik ormas keagamaan yang tergabung dalam Forum Umat Islam Semarang (FUIS) agar membatalkan acara tersebut.
Ketua Komunitas Kuliner Semarang Firdaus Adinegoro mengaku pihaknya tetap melangsungkan acara tersebut dengan mengganti nama menjadi ‘Festival Kuliner Imlek’.
“Mereka keberatan namanya Pork Festival. Makanya namanya diganti jadi Festival Kuliner Imlek,” katanya, Jumat (20/1).
Dirinya harus mengganti nama event kegiatan setelah ada kesepakatan mediasi dengan ormas Islam tersebut di Polrestabes Semarang. Warga Muslim diimbau agar tidak datang ke lokasi festival.
“Kita tetap jalankan acaranya demi menghormati warga Tionghoa yang ingin mencicipi menu olahan daging babi,” jelasnya.
Untuk konsep acaranya tetap sama dengan rencana awal. Panitia festival tetap menghadirkan 30 stand yang menyuguhkan menu olahan daging babi.
“Tidak berubah sama sekali stand-stand yang ada juga menjual olahan daging babi,” terangnya.
Ia mengatakan tak patah arang untuk menggelar acara tersebut meski muncul penolakan. Pasalnya, acara tersebut sudah jadi viral ke semua daerah bahkan sampai luar negeri, sehingga semua warga Tionghoa menantikan keberlangsungan acara Festival Kuliner Imlek.
“Kita mengakomodir keinginan warga Thionghoa yang makan babi saat Imlek nanti, setiap stand menjual menu Rp30 ribu hingga Rp50 ribu,” katanya.
Ia memperkirakan animo masyarakat semakin tinggi untuk datang dibanding tahun lalu. Bila tahun lalu terdapat 10 ribu pengunjung, maka tahun ini jumlahnya diyakini meningkat.
Laporan: Muhammad Dasuki
Artikel ini ditulis oleh: