Mantan Menteri Koordinataor Maritim dan Sumberdaya Rizal Ramli memberi keterangan usai menerima masyarakat dan tokoh Maluku di kediamannya, Tebet, Jakarta, Kamis (25/8/2016). Sebagai rasa terima kasih masyarakat Maluku terhadap Rizal Ramli yang telah memperjuangkan Blok Masela maka sebagai balas budi masyarakat Maluku mendukung Rizal Ramli maju menjadi Gubernur DKI. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli memberikan masukan ke Komisi XI DPR terkait kualitas nama-nama 14 calon Dewan Komisoner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Menurut Rizal, 14 nama yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih para birokrat, sehingga diragukan kemampuannya untuk mengubah OJK menjadi sebagai lembaga yang transformatif.

“Kalau mereka berasal dari birokrat, maka jangan harap ada terbobosan berarti. Karena birokrat itu hanya manut-manut saja sama atasannya,” kritik Rizal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (31/5).

Menurutnya, dirinya mengenal semua track record orang-orang tersebut. Bahkan semua orang itu merupakan ‘geng’-nya atau orangnya dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sehingga, suara OJK ke depannya akan sama dengan suara Kementerian Keuangan.

“OJK ini jangan jadi bagian dari geng (Sri Mulyani). Apalagi dengan pemikiran geng yang sama. Karena Indonesia sudah dibuat sangat konservatif dan liberal. Masa ditambah lagi beban dari OJK yang juga konservatif. Makanya saya minta, (Komisi XI) jangan pilih orang-orang birokrat,” ketus Rizal.

Untuk itu, dia minta, kepemimpinan OJK ke depan harus bisa menjadi lembaga transformasi yang tak bisa dilakukan oleh Bank Indonesia selama ini.

“Apalagi, OJK itu lembaga super kuat. Bahkan OJK ini, mohon maaf, bisa ngumpulin duit kalau nanti Pilpres. Karena bankir saat ini lebi takut pada pejabat OJK dibanding pejabat BI. Mereka yang di-entertain,” cetus Rizal.

Makanya, dia sendiri berharap kepemimpinan OJK ke depan harus bisa memberikan kebijakan terobosan penting.

“Tapi lagi-lagi, kalau berasal dari birokrat mau ada terobosan seperti apa? Yang ada, dia (birokrat) cuma sbisanya sungkem terus sama bosnya,” tegas mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Gus Dur itu.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan