Jakarta, Aktual.com – Presiden Amerika Serikat Barack Obama menekan Presiden China Xi Jinping mengenai perselisihan teritorial di Laut China Selatan, dengan mendesak Beijing memenuhi kewajiban hukumnya dan menekankan komitmen-komitmen AS kepada para sekutu regionalnya.
Ketegangan yang diakibatkan perselisihan soal perairan itu antara China dan para tetangganya diperkirakan akan mewarnai konferensi tingkat tinggi negara-negara Kelompok 20 (G20), yang berlangsung di kota Hangzhou, di bagian timur China, pada Minggu (4/9).
China menginginkan KTT itu, acara terbesar tahun 2016 di negara itu, berjalan lancar seperti terlihat dari sikapnya dan menghindari ketegangan dengan Washington.
Obama, yang masa tugasnya tersisa lima bulan lagi, ingin membubuhkan tandatangannya dalam perubahan kebijakan di Pasifik, sebagai penekanan bagi penggantinya di Gedung Putih yang akan terpilih pada November dan mulai bertugas 20 januari.
Ia telah memberikan perhatian pada pengembangan hubungan lebih erat dengan negara-negara di Asia Tenggara dan dalam lawatan yang dijadwalkannya ke kawasan itu untuk menjamin para mitranya yang cemas akan keperkasaan ekonomi dan militer China.
Setelah lebih empat jam pertemuan-pertemuan dengan Xi dan para pejabat tingginya, Obama menekankan pentingnya bagi China “untuk mematuhi kewajiban-kewajibannya” kepada sebuah perjanjian maritim internasional dalam perselisihan itu mengenai hak-hak atas sebuah wilayah yang kaya minyak dan ikan.
Sebuah mahkamah di Den Haag membuat keputusan pada Juli bahwa China tak memiliki hak sejarah atas perairan di Laut China Selatan dan melarang hak Filipina, yang membawa kasus itu beradasarkan Konvensi PBB mengenai Hukum laut (UNCLOS).
China menolak keputusan itu dan menuduh Amerika Serikat memicu masalah di laut itu tempat klaim-klaim teritorialnya tumpang tindih dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei dan Taiwan.
“China akan terus menjaga kedaulatannya dan hak-hak maritim di Laut China Selatan,” kata Xi, menurut sebuah pernyataan di laman Kementerian Luar Negeri China.
“Pada saat yang sama China akan mengusahakan penyelesaian perselisihan secara damai melalui konsultasi dengan para pihak yang langsung terlibat,” kata Xi, mendesak AS “memainkan peran konstruktif” dalam perdamaian dan stabilitas kawasan tersebut.
Dalam sebuah pernyataan panjang yang tak biasa setelah pertemuan itu, Gedung Putih menyatakan Obama “telah menggarisbawahi komitmen AS kepada keamanan para sekutunya.” “Presiden menegaskan kembali bahwa AS akan bekerja sama dengan semua negara di kawasan itu untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip hukum internasional, perniagaan berdasar hukum tanpa rintangan, dan kebebasan navigasi dan penerbangan,” demikian Gedung Putih.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka