Dampak proyek reklamasi pulau G milik PT Muara Wisesa Samudra ini menyebabkan nelayan sulit mencari ikan di kawasan Muara Angke membuat hasil tangkapan nelayan menurun hingga 80%.

Jakarta, Aktual.com – Proyek pembangunan reklamasi pantai utara Jakarta sepertinya diberi sinyal oleh Kementerian Koordinator Kemaritimian pimpinan Luhut Panjaitan untuk kembali dilanjutkan, meski sebelumnya saat dipimpin oleh Menko Rizal Ramli diputuskan untuk dihentikan sementara.

Namun, banyak kalangan tak sependapat dengan proyek itu. Termasuk kalangan yang sangat memahami kondisi perikanan dan kelautan, seperti Korps Alumni (Koral) AUP-Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Korwil DKI Jakarta.

“Proyek reklamasi ini banyak sekali kerugiannya. Saya sering ikut acara di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membahas ini (reklamasi). Bu Menteri (KKP-Susi Pudjiastuti) berpikir ke depan untuk pelestarian biota laut dan memikirkan nasib anak-cucu ke depan. Makanya kami seperti sikap Bu Menteri menolak proyek reklamasi,” jelas Ketua Pengurus Harian Koral STP Korwil DKI, Cahya Rustiadi, di Jakarta, Senin (24/10).

Kerugian dari adanya proyek reklamasi ini, kata dia, sangat dirasakan oleh para nelayan. Seperti terjadinya pendangkalan dan memusnahkan biota laut di pantai.

“Terlebih saat ini, saat pembangunan (reklamasi) itu, sekarang kita lihat seperti di Muara Angke. Itu ternyata pasang surutnya cepat sekali,” jelas dia.

Menurutnya, jika pagi hari datang ke Muara Angke, itu bisa tiba-tiba banjir dan kemudian surut secara tiba-tiba pula. Tentu saja sangat membahayakan bagi masyarakat sekitar pantai itu.

“Itu efek dari air mana? Itu karena adanya proyek reklamasi pantai. Dampak itu sangat merugikan. Kondisi seperti itu yang tidak dipikirkan oleh pemda dan pihak pengembang,” jelasnya, usai pelantikan Koral Korwil dan Komisariat DKI Jakarta itu.

Saat ini warga yang tinggal di sepanjang pantai itu ikut menjaga kelestarian pantai. Tapi dengan adanya proyek reklamasi telah merusak kondisi pantai di utara Jakarta.

Dengan kondisi laut yang terjadi pendangkalan akibat reklamasi ini, kehidupan rakyat kecil di Muara Angke dan Muara Baru sangat menyedihkan. Karena mengganggu pencaharian mereka sebagai nelayan.

“Nelayan di sana sangat menyedihkan. Karena stok ikan juga menyusut. Ikan tangkapan mereka berkurang. Dampak seperti itu yang tak dipikirkan pemda dan pengembang. Mestinya pemda jangan hanya memikirkan kantong-kantong kelompok pengembang saja. Tapi tidak bemanfaat terhadap masyarakat kita atau masyarakat Jakarta,” papar Cahya.

Makanya dengan kondisi itu, lanjut dia, sikap Susi tegas, tidak suka dengan proyek reklamasi pantai itu. Sebab dari sisi pelestarian biota laut tidak ada manfaatnya dan akan musnah, juga potensi sumberdaya perikanan dan keluatan juga sangat terganggu.

“Jadi sikap Bu Susi yang anti reklamasi itu benar berdasar kepentingan. Dan itu melindungai kondisi kelestarian laut dan nelayannya yang sehari-hari mencari ikan dan mengandalkan hidupnya dari laut,” ucap Cahya.

 

*Bustomi

Artikel ini ditulis oleh: