Sementara itu, Deputi I Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, B. Wisnu Widjaja, lewat sambungan telepon dengan pengisi acara “Art for Humanity” tersebut menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas acara yang digelar tersebut.
“Memang untuk urusan kebencanaan ini kita harus bersatu-padu karena pemerintah tidak akan bisa menangani semuanya sendiri,” ujarnya.
Wisnu yang mengaku sudah berada tiga minggu di Lombok itu juga meminta dukungan dari media agar mengurangi hal-hal pemberitaan yang dramatis. “Masyarakat Lombok harus bangun kembali dan sudah selesai waktunya untuk meratap,” ucapnya.
Menurut dia, pascagempa masyarakat Lombok sehari-hari masih ada yang bisa bekerja menjual hasil pertaniannya seperti cabai, kakao, hingga jambu mete. Tetapi memang tidak bisa bekerja penuh di lapangan karena masih ada rasa trauma gempa dan ketakutan berpisah dengan keluarga.
“Prioritas kami saat ini adalah untuk pembangunan rumah warga yang rusak. Senin (27/8), akan kami kumpulkan para fasilitator untuk pembangunan rumah,” katanya yang juga Koordinator Pos Pendampingan Nasional Gempa Lombok itu.
Wisnu menambahkan, akibat gempa Lombok, sekitar 75 rumah warga hancur, tiga rumah sakit rusak, 55 puskesmas rusak berat, lebih dari 1.300 sekolah dan madrasah juga rusak.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara