Padang, Aktual.com – Eksperimen atau percobaan dalam seni pertunjukan di Sumatera Barat (Sumbar), menjadi topik pembahasan dalam Forum Nan Jombang (NJ) Seri Diskusi yang rutin digelar sejumlah seniman di Balai Baru, Padang.
“Pertunjukan seni di Sumbar, dari masa ke masa, diisi percobaan akan bentuk-bentuk baru. Memang, tidak setiap masa yang melahirkan eksperimen yang kokoh, bahkan ada yang lahir untuk kemudian mati, tetapi proses itu tetap meninggal sesuatu yang tetap bisa dijadikan pelajaran,” kata Fariq Alfaruqi, penggagas Forum NJ Seri Diskusi di Padang, Senin (31/8).
Menurutnya, apa yang sudah dilakukan dalam eksperimen sebelumnya, bisa menjadi dasar bagi generasi saat ini untuk meneruskan jalan alternatif tersebut.
Dia mengatakan, untuk diskusi yang akan digelar pada 31 Agustus 2015 tersebut, akan difokuskan pada salah satu cabang seni pertunjukan, yaitu teater.
Tampil sebagai pembicara menurut dia Pandu Birowo dosen Jurusan Teater ISI Padang Panjang dan merupakan lulusan Performance Studies Universitas Gadjah Mada. Tesisnya membincangkan teater dekade 1990-an, di mana bentuk teater tanpa kata dan teater minim kata menjadi jalan lain yang dipilih beberapa seniman di antara kecendrungan umum saat itu.
Tema ini sudah jarang dibincangkan sejak PTMEN (Pertemuan Teater Eksperimental Mahasiswa Nusantara) berakhir di 2002, ujar Heru Joni Putra, yang akan bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut.
Dia mengatakan telah menerima tesis tersebut.
“Pada awal diskusi, Pandu akan akan memaparkan tentang kecendrungan dominan dalam pertunjukan teater di Sumatra Barat pada dekade 1990-an dan mengemukakan bagaimana situasi sosio-kultural saat itu kemudian membuat beberapa seniman teater beralih pada teater tanpa kata dan teater minim kata,” katanya.
Selanjutnya, menurut Heru, Pandu akan menunjukkan rekontruksi bagaimana kedua eksperimen teater tersebut dan menjelaskan perbedaannya dengan kecendrungan teater di Sumatra Barat kala itu.
Pada akhirnya, beberapa poin yang dapat didiskusikan, apakah eksperimen tersebut benar-benar sesuatu yang baru, atau cuma pemakaian bentuk dari arena teater yang lebih luas dan berkembang di luar Sumatra Barat.
Kemudian, bagaimana perkembangan eksperimen tersebut pada masa sekarang, setelah dua dekade lebih kemunculannya.
“Seperti biasa, diskusi akan dimulai pada pukul 20.00 WIB. Seluruh penggiat seni di Sumbar diundang dalam diskusi ini,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: