Saat bicara soal ekonomi ummat, Buni tampak bersemangat. Berbagai ide dan rencana mengalir lancar dari mulutnya yang seperti tidak pernah absen tersenyum. Tapi, bagaimana dengan ekonomi keluarganya paska berhenti mengajar?
“Alhamdulillah, Allah memberi saya rejeki dari jalan-jalan lain. Kalau dihitung-hitung, jumlahnya bahkan lebih baik dibandingkan yang saya peroleh saat mengajar. Mungkin ini menjadi bagian dari bukti kebenaran janji Allah. Bahwa barang siapa yang bertaqwa kepadaNya, Dia akan membuka banyak jalan keluar,”
“Allah juga berjanji memberi rejeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Bahkan kalau kita bertawakal, Dia akan mencukupi segala kebutuhan kita. Tentu saja, saya masih jauh dari takwa. Segala nikmat yang Allah berikan kepada saya dan keluarga, semata-mata karena kasih sayang Allah saja,” urainya, lagi-lagi dengan senyum.
Janji Allah yang dimaksudkannya itu ada dalam QS Ath Thalaq [65] ayat 2-3. Di sana memang tertulis dengan eksplisit akan janji tersebut, persis yang dikutip Buni. Tinggal kita sebagai muslim mengimaninya atau tidak. Sesederhana itu…
Jadi, ketika di dunia maya beredar kabar, seolah-olah Buni Yani telah bangkrut dan terpuruk kehidupan ekonominya paska ditersangkakan, itu jelas bohong belaka. Apalagi disana disebutkan, Buni harus jualan mug atau cangkir keramik bergambar dirinya untuk membiayai pengacara yang membelanya dalam kasus tersebut.
Menurut dia, hingga kini banyak pengacara yang datang menawarkan diri untuk membantunya. Semuanya pro bono alias gratis. Beberapa hari sebelum saya bertandang ke rumahnya, dia kedatangan rombongan dari Muhammadiyah yang juga menawarkan diri menjadi penasehat hukumnya.
Namun karena selama ini dia sudah dibantu Aldwin Rahardian sebagai penasehat hukum, maka tawaran dari Muhammadiyah dan berbagai pihak lainnya itu akan dikoordinasikan lagi dengan yang bersangkutan.
Artikel ini ditulis oleh: