Semarang, Aktual.com — Sejumlah petugas Sensus Ekonomi 2016 mendata keluarga Gubernur Jateng Ganjar Pranowo BPS di kediamannya Puri Gedeh, Minggu (1/5). Ganjar menjalani wawancara sensus ekonomi mulai pukul 13.30 WIB dengan petugas bernama Irma Nur Afifah. Namun Irma tidak sendirian, dirinya ditemani serombongan petugas sensus dan BPS. Turut hadir Adi Lumaksono, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS pusat dan Kepala BPS Jateng Margo Yuwono.
Selama diwawancarai, Ganjar dengan nada bercanda bersumpah tak punya usaha, bahkan meminta petugas mengecek di dokumen Panama Papers.
“Demi Allah saya tidak punya usaha, di Panama juga tidak ada,” katanya.
Kepada Ganjar, petugas juga menanyakan kepemilikan usaha anggota keluarga yang tinggal di Puri Gedeh. Baik Siti Atiqoh Supriyanti, anak Muhammad Zinedine Alam Ganjar, dua keponakan, dan dua pembantu, tidak ada yang memiliki
usaha.
“Istri saya PNS, kegiatan lain ya PKK. Anak saya masih sekolah, keponakan yang di sini juga sekolah,” kata Ganjar.
Karena tidak punya usaha, proses sensus hanya berlangsung sekitar 10 menit. Ganjar sempat kaget mengetahui sensus cuma sebentar. “He?! Uwis, ngono tok?”
Irma si petugas sensus menjelaskan, wawancara akan berlangsung lebih lama jika pemilik rumah memiliki usaha. Di akhir sesi, Irma kembali menegaskan apakah benar tidak ada anggota keluarga yang memiliki usaha, baik fisik maupun online.
“Sebenarnya ya depan Puri itu mau tak bikin usaha sampingan, jual angkringan atau apa. Tapi lha wong tidak boleh ya sudah,” kata Ganjar yang kembali membuat tamu-tamunya tertawa.
Adi Lumaksono, menjelaskan, sensus ekonomi menyasar pelaku usaha dari kecil sampai besar. Petugas akan mendatangi setiap rumah tangga sasaran untuk memetakan jenis usaha, jumlah pekerja, hingga pendapatan.
“Sebulan itu petugas keliling terus, tidak ada libur. Kalau tidak ada orang di rumah akan dilakukan kunjungan ulang,” katanya.
Ganjar mengharapkan sensus ekonomi 2016 berhasil mendapatkan data pelaku usaha secara akurat dan mutakhir. Data tersebut diakuinya sangat penting untuk pelaksanaan program pemerintah.
“Saya mau nyari orang miskin dan petani siapa saja tinggal dimana itu tidak ketemu. Tidak ada datanya. Lha gimana mau melaksanakan program” kata Ganjar.
“Pak presiden saja pusing karena datanya beda-beda, akhirnya diputuskan pakai BPS saja. Jadi kalau ada kesalahan ya BPS ini dosanya paling besar,” lanjutnya setengah bercanda.
Margo Yuwono menambahkan, data dari sensus ekonomi akan dipaparkan Presiden RI Jokowi dalam pidato kemerdekaan 17 Agustus 2016. “Namun itu hanya data jumlah saja, kalau rinciannya nanti Desember baru diumumkan,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka