Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut upaya Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam membangun infrastruktur hanyalah untuk mengejar popularitas semata.
Pasalnya, menurut Fahri, dalam pembangunan Infrastruktur yang digalang oleh Pemerintahan Jokowi tidak mempertimbangkan efek-efek ekonomi nasional. Termasuk, soal sektor tenaga kerja yang menurun disaat gencarnya Pembanguan infrastruktur.
“Niatnya itu terlalu sederhana yaitu mengejar popularitas disektor pembangunan infrastruktur. Untuk disebut sebagai pemerintah yang berani membangun infrastruktur, maka efek lain tidak dipertimbangkan,” ujar Fahri, fi Jakarta, Senin (4/12).
Selain itu, lanjut Fahri, pembangunan infrastruktur juga tidak memikirkan efek lainnya seperti, keuangan negara, masa depan pembangunan infrastruktur, keterlibatan asing serta utang dan subsidi.
Padahal, kata dia, tidak ada satu kebijakan ekonomi pun yang gampang semudah mengembalikan telapak tangan. Sebab ekonomi adalah satu sains atau ilmu pengetahuan yang cara menghitungnya sangat logis.
“Kita pencet disana keluar disini, kita tambah, ini berkurang, kita kurangi ini bertambah dan seterusnya – seterusnya. Saya rasa ini yang menjadi penyebab dari banyak korban pembangunan infrastruktur ini,” kata Fahri.
Sebagai informasi, Institute for Development of Economic and Finance (Indef) mencatat penyerapan tenaga kerja dari sektor konstruksi masih sangat kecil. Tak hanya itu, penyerapan tenaga kerja oleh sektor ini juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tiga tahun ini.
Tercatat, penyerapan tenaga kerja di sektor konstruksi pada tahun 2015 sebesar 7,72 juta jiwa atau sekitar 6,39 persen. Tahun 2016 penyerapan tenaga kerja sektor ini sebesar 7,71 juta jiwa atau turun 0,01 juta jiwa. Kemudian pada 2017, sektor konstruksi
menyerap 7,16 juta jiwa.
Dengan demikian dalam periode 2015-2017 tenaga kerja di sektor konstruksi menyusut 0,56 juta orang.
Pewarta : Nailin In Saroh
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs