Ribuan massa yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi memadati jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (4/11/2016). Ribuan massa ini menuntut penuntasan proses hukum terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang diduga melakukan penistaan agama menginap di Masjid Istiqlal. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny J.A mengatakan bahwa 85 persen penduduk DKI Jakarta mayoritas umat Islam, sehingga poros kekuataan ini tidak bisa ditampik dalam memenangkan pasangan calon pada kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Seiring hal itu, sebanyak 71,4 persen masyarakat DKI Jakarta mengatakan bahwa sentimen agama di Pilkada menjadi sangat penting.

“Sebesar 71,4 persen masyarakat mengatakan sentimen agama sangat penting, itu terlihat ketika kami tanyakan apakah akan memilih pemimpin (gubernur dan wakil gubernur) yang memiliki kesamaan agama dengan yang dianut pemilih,” kata Peneliti LSI Adrian Sopa, di Graha LSI, Jakarta Timur, Selasa (24/1).

“Hanya 27, 2 persen yang mengatakan sentimen agama tidak penting, dan 1,4 persen masyarakat yang tidak menjawab,” tambahnya.

Masih dikatakan dia, isu sentimen agama semakin penting mengalami kenaikan yang sangat signifikan dari 40 persen pada Maret 2016 menjadi 71, 4 persen pada Januari 2017 ini.

LSI, sambung dia, memaparkan setidaknya ada lima penyebab naiknya sentimen agama di masyarakat menjadi penting.

Pertama, pada September 2016 Ahok mengutip surat Al Maidah dan Oktober 2016 hal itu menjadi isu.

“Kedua, sikap MUI didukung banyak organisasi Islam bahwa Ahok menistakan agama. Ketiga, pada Oktober – Desember 2016 Aksi Bela Islam Jilid I, II, dan III. Keempat, Ahok yang ditetapkan sebagai tersangka pasa November 2016 dan di sidang pada Desember 2016. Terakhir, peran sosial media pro dan kontra Ahok menistakan agama,” papar Adrian.

Dikatakan dia, lantaran sentimen agama dianggap penting oleh masyarakat Jakarta, berimbas pada terus melorotnya suara publik terhadap calon incumbent tersebut.

“Akibat kemarahan mayoritas publik atas sentimen agama dukungan atas Ahok terus merosot, walau naik tapi tidak tertinggi lagi terlihat pada Januari 2017: perolehan suara Agus 36, 7 persen, Ahok 32,6 persen, dan Anies 21,4 persen,” tandas dia.

 

Laporan: Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang