Jakarta, Aktual.com – Pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat (USD) yang melemah setelah terimbas terapresiasinya mata uang eropa (EUR) tampaknya kurang direspon positif oleh Rupiah yang cenderung melemah.
“Pergerakan USD melemah setelah indeks aktivitas bisnis diperkirakan akan melemah. Sementara, adanya rencana ECB untuk memperbaiki iklim moneter di kawasan Uni Eropa berhasil membuat EUR menguat,” ujar Analis Binaartha, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (22/6).
Dari dalam negeri, lanjutnya, pelaku pasar masih terlihat panik dengan adanya sentimen perang dagang antara Tiongkok dan AS serta rencana kenaikan suku bunga acuan BI sehingga untuk sementara menjauhi Rupiah.
“Kembali melemahnya laju Rupiah membuka peluang pelemahan kembali dimana pelaku pasar lebih memilih untuk pegang sejumlah mata uang ‘safe haven’,” tegasnya.
Sementara itu, meski dari dalam negeri tidak terlalu banyak berita negatif terkecuali rencana Bank Indonesia yang berencana kembali menaikan tingkat suku bunga acuannya, tampaknya belum sepenuhnya terefleksi pada pergerakan Rupiah.
“Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp14.123 dan resisten Rp13.996,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka