Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan sentimen mata uang selanjutnya akan tertuju pada data NFP (non-farm payroll) versi utomatic Data Processing (ADP).
“Data itu berpotensi kembali meningkatkan volatilitas di pasar mata uang. Jika data itu dirilis lebih buruk dari estimasi, maka dolar AS berpotensi melanjutkan pelemahan,” katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (7/9), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp14.884 dibanding sebelumnya (6/9) di posisi Rp14.891 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid