Jakarta, Aktual.com – Pola gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) diperkirakan masih melanjutkan pelemahannya seiring sentimen geopolitik yang meningkat.
Menurut analis senior PT Binaartha Securities, Reza Priyambada, dengan meningkatnya kekhawatiran akan sentimen geopolitik yang terjadi, membuat para pelaku pasar masih kembali memburu USD.
“Akibatnya, laju USD kembali mengalami penguatan dan berimbas pada pelemahan sejumlah mata uang Asia, termasuk rupiah,” jelas Reza, di Jakarta, Kamis (22/12).
Untuk pelemahan yen sendiri, kata dia, terjadi seiring dengan adanya imbas pertemuan Bank of Japan (BoJ) yang mempertahankan tingkat suku bunga rendahnya, sehingga hal itu turut memengaruhi penguatan laju USD.
Menurut Reza, tidak hanya sentimen luar negeri, sentimen negatif juga datang daria dalam negeri. Salah satunya, terkait tingkat pertumbuhan kredit yang masih diperkirakan melambat di 2017 nanti. Hal itu, kata Reza, turut mempengaruhi laju rupiah.
“Masih adanya hawa negatif itu telah memengaruhi laju rupiah. Dengan demikian, peluang pelemahan rupiah masih terbuka sekali,” ungkap Reza.
Dia sendiri berharap, terjadi profit taking pada laju USD, sehingga akan memberikan kesempatan pada mata uang lain untuk berbalik menguat dan berimbas pada penguatan nilai tukar rupiah.
“Akan tetapi, jika kondisi tersebut (profit taking USD) tidak terjadi, maka pergerakan nilai tukar Rupiah masih akan cenderung melemah,” tegas dia.
Untuk itu, pada perdagangan hari ini, diperkirakan laju rupiah akan bergerak dengan kisaran pada level support Rp13.495.
“Sementara untuk rentang resisten di level Rp13.420. Tetap cermati sentimen yang ada,” ungkap dia.
(Busthomi)
Artikel ini ditulis oleh:
Eka