Berdasarkan data yang diterbitkan BI pagi ini, kurs rupiah berada di angka Rp13.329 per dolar AS, terdepresiasi tipis 0,2% atau 3 poin dari posisi 13.326 kemarin. Pada saat yang sama, nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,03% atau 4 poin ke Rp13.327 per dolar AS di pasar spot, setelah dibuka dengan penguatan hanya 0,01% atau 1 poin di Rp13.330.‎ AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini masih menunjukkan pelemahannya. Hal ini karena sentimen dari internasional membuat laju rupiah kian terpuruk.

Mengutip Bloomberg, rupiah dibuka di level Rp13.335. Atau melemah 8 poin dari posisi penutupan kemarin di Rp13.327.

Menurut analis pasar uang Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, jelang adanya pertemuan FOMC, maka laju USD terlihat menguat dan imbasnya sudah pasti negatif bagi laju rupiah.

“Kondisi itu ditambah lagi sentimen positif dari dalam negeri sendiri tak ada. Sehingga, laju rupiah yang sebelumnya sempat menguat tipis kembali masuk ke zona merah seiring penguatan USD itu,” jelas Reza di Jakarta, Rabu (26/7).

Padahal, kata dia, pergerakan USD terhadap mata uang utama lainnya cenderung melemah. Hal ini karena sikap pelaku pasar global yang tidak hanya memfaktorkan pertemuan FOMC, namun juga perkembangan jalannya pemerintahan AS di bawah Presiden Trump.

Meskipun memang, ujar Reza, para pelaku pasar global juga telah memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunganya. Sehingga fokusnya akan ada pada petunjuk apakah akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini dan menentukan kapan akan mulai melepas kepemilikan obligasinya itu.

“Namun, sentimen global yang lebih mendominasi pergerakan rupiah itu telah mengkhawatirkan pelaku pasar, karena telah mengganggu peluang Rupiah untuk kembali menguat,” ujaenya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby