Jakarta, Aktual.com —  Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 36 poin menjadi Rp14.132 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp14.096 per dolar AS.

Analis menilai masih melambatnya perekonomian global seiring dengan data sektor manufaktur Tiongkok serta Amerika Serikat dilaporkan mengalami penurunan membuat pesimisme dikalangan investor. Akibatnya, pelaku pasar cenderung memburu mata uang “safe haven” seperti dolar AS unutk menjaga nilai aset agar tidak tergerus.

“Data manufaktur kedua ekonomi terbesar dunia yang mengalami kontraksi membuat pelaku pasar khawatir untuk masuk ke dalam aset mata uang berisiko,” ujar Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu (2/9).

Ia menambahkan bahwa kekhawatiran pelaku pasar terhadap ekonomi global itu seiring juga dengan pernyataan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dalam pidatonya di Indonesia, dimana disampaikan pertumbuhan ekonomi global sekarang mungkin lebih lemah daripada yang telah diperkirakan beberapa bulan yang lalu.

Di samping sentimen itu, lanjut Lukman Leong, investor juga dibayangi oleh kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed yang masih simpang siur. Wakil Ketua the Fed Stanley Fischer dalam simposium tahunannya menyatakan bahwa inflasi AS cenderung meningkat, mendukung kenaikan suku bunga secara gradual. Namun, pernyataan lain disampaikan Presiden the Fed New York William Dudley, dimana peluang untuk kenaikan suku bunga AS bulan September cenderung sempit.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa nilai tukar rupiah yang kembali mengalami koreksi terhadap dolar AS menyusul adanya kekhawatiran pasar terhadap cadangan devisa Indonesia akan mengalami penurunan.

“Turunnya cadangan devisa berpotensi meningkatkan kekhawatiran terhadap kemampuan Bank Indonesia mencegah depresiasi rupiah yang terlalu dalam,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (2/9) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.127 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.081 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka