Jakarta, Aktual.co — Pendapat mengenai datangnya Presiden Jokowi ke lantai bursa secara mendadak pada Selasa lalu sekaligus menegaskan optimisnya bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 6.000 di tahun ini dirasa berlebihan. Namun, beberapa pihak berpendapat hal tersebut memberikan angin segar dan membuat IHSG nyaris mendekati rekor tertinggi sebelumnya di 5524,04.
“Menurut kami terlalu berlebihan, karena pada saat yang bersamaan kondisi dari bursa saham global sedang positif dan kebetulan beliau datang pada saat kondisi pasar sedang menghijau, serta diiringi dengan beberapa sentimen positif dari emiten terkait dengan perolehan kontrak baru, rilis dividen, dan berita-berita positif lainnya turut menambah sentimen yang ada,” ujar kepala riset dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Lebih lanjut dikatakan dia, akan lain ceritanya jika beliau datang pada saat kondisi pasar sedang melemah seperti pada kemarin. Apakah dapat dikatakan dengan datangnya Presiden Jokowi membuat pasar anjlok? “Bisa jadi iya atau mungkin juga tidak. Dalam pandangan kami, pelemahan yang terjadi pada hari Rabu lebih dikarenakan adanya profit taking dengan memanfaatkan lonjakan IHSG sebelumnya,” jelas dia.
Pada perdagangan Rabu (8/4) IHSG diperkirakan Reza berada pada rentang support 5.455-5.468 dan resisten 5.495-5.520. Menurutnya, meski pelemahan tersebut memberikan peluang bagi IHSG untuk menutup utang gap terdekatnya, bukan tidak mungkin pelemahan dapat kembali terjadi.
“Jika aksi jual masih marak dan sentiment global yang kurang kondusif. Tetap cermati bila terjadi potensi pelemahan lanjutan,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka
















