Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Kestuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) berujuk rasa di depan kantor PMK, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018). Aksi mahasiswa ini menuntut pemerintahan Jokowi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, menurunkan harga kebutuhan pokok, menghentikan impor yang tidak diperlukan dan melakukan swasembada pangan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi ini menguat sebesar lima poin menjadi Rp14.760 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.765 per dolar AS, seiring sentimen positif domestik.

“Penguatan rupiah kembali terjadi seiring masih kuatnya sentimen positif dari dalam negeri,” ujar Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (15/11).

Ia mengemukakan beberapa kabar positif dari dalam negeri itu, di antaranya kredit konsumsi hingga kuartal tiga 2018 yang tumbuh, pertemuan Presiden RI Joko Widodo dengan sejumlah petinggi negara dalam KTT ASEAN, hingga prediksi Kadin terhadap neraca perdagangan Indonesia di bulan Oktober yang kembali surplus.

“Pasar berharap, KTT ASEAN dapat membawa sejumlah kerja sama yang memberikan nilai tambah bagi ekonomi nasional,” katanya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang dunia, terutama euro dan pound sterling didorong ekspektasi disahkannya draft perjanjian Brexit dan perkiraan disetujui draft APBN Italia oleh komite Uni Eropa.

“Rupiah juga diuntungkan dari pelemahan dolar AS akibat sentimen Eropa itu,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid