Jakarta, Aktual.com – Sikap manis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) usai sembilan jam diperiksa Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI kemarin, ternyata hanya ‘sandiwara’.
Ahok mengakui sikap manisnya kemarin hanya demi menghindari ribut dengan BPK saja.
Padahal, Ahok ternyata menyimpan kesal dengan BPK. Lantaran pemeriksaannya kemarin digelar secara tertutup. Dan BPK juga menolak permintaan Ahok memublikasikan rekaman video pemeriksaan sembilan jam kemarin.
Alasan BPK kuat. Mereka berpendapat hasil pemeriksaan Ahok kemarin merupakan dokumen rahasia negara yang berdasarkan perundangan tidak boleh dipublikasikan.
Tapi Ahok menanggapi berbeda. Jika usai diperiksa kemarin Ahok mengucap terimakasih ke BPK, selang sehari pernyataannya sudah berbeda jauh.
“Saya tantang BPK, Pak Yudi (humas BPK). Saya pura-pura baik saja sama dia. Kalau betul-betul mau bersihkan nama BPK enggak usah repot humas-humasan. Buka saja wawancara saya kemarin selama 8-9 jam lebih,” kata Ahok ngotot, di Balai Kota DKI, Selasa (24/11).
Bukan itu saja, Ahok juga menempatkan dirinya seperti lolos dari ‘jebakan’ BPK saat pemeriksaan kemarin. Kepada wartawan, dia mengaku sudah mengerti pikiran BPK. Dia menuding BPK berharap dirinya marah dan hengkang dari ruangan pemeriksaan saat dilarang merekam.
“Terus di dalam, staf saya enggak boleh masuk, enggak boleh bantuin, terus saya marah dan saya keluar,” tuding dia. Begitu juga saat menandatangani berita acara. “Mereka (BPK) berpikir pasti saya marah dan menolak tanda tangan, tapi aku enggak begitu,” kata Ahok.
Dengan tudingan-tudingannya, Ahok semakin terlihat ingin ‘membelokan’ persoalan pemeriksaan BPK atas penggunaan APBD DKI 2014 terutama terkait kasus Sumber Waras. Ahok malah seperti ingin permasalahan ini terlihat jadi perseteruan dirinya pribadi dengan orang-orang di BPK. Dimana sebelumnya dia juga sudah memulai ‘perang’ dengan Kepala BPK DKI Efdinal yang dianggapnya tendensius.
Artikel ini ditulis oleh: