Pekanbaru, Aktual.com – Seorang jamaah haji asal Provinsi Riau, Rostina Yunus binti M Yunus (59), yang tergabung dalam Kloter 9 Embarkasi Batam asal Kabupaten Rokan Hulu, wafat di RSAS Mena Al Wadee Hospital, Mina, Sabtu (2/9) pukul 18.10 Waktu setempat.

“Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh petugas Kloter 9 Embarkasi Batam, Sitakar, almarhumah Rostina yang beralamat di Kota Tinggi Rokan Hulu wafat karena ‘disense of respontory system’ pada paru,” kata Juru Bicara Kanwil Kemenag Riau, Musdalifah di Pekanbaru, Minggu (3/9).

Musdalifah mengatakan jajaran Kanwil Kemenag Riau menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan mendoakan almarhumah husnul khatimah dan keluarga yang ditinggal diberi keikhlasan dan kesabaran.

Hingga kini, kata Musdalifah, tercatat sebanyak sembilan Jamaah Haji Riau yang meninggal dunia. Ia mengimbau jamaah haji tetap menjaga kesehatan dan fokus untuk menyelesaikan rangkaian ibadah haji berikutnya.

“Sejumlah penyakit yang menimpa jamaah haji Riau hingga mengakibatkan mereka wafat adalah cardiovascular disiases, gagal jantung, paru kronis dan sindroma nefrotik, serta radang selaput otak,” katanya.

Sementara itu, Kabag TU yang juga merupakan Pelaksana Harian Kabid PHU Kemenag Riau, Drs H Mahyudin MA melaporkan proses pemberangkatan JCH Provinsi Riau berjalan lancar dengan realisasi jamaah yang berangkat ke Tanah Suci sebanyak 5.043 orang dari kuota haji seharusnya sebanyak 5.064 orang.

Mutasi keluar sebanyak 29 orang, mutasi masuk 13 orang, dan batal berangkat lima orang karena sakit.

Rincian realisasi keberangkatan JCH Riau yaitu, Pekanbaru sebanyak 1.088, Kampar 829, Bengkalis 400, Indragiri Hulu 273, Indragiri Hilir 423, Dumai 209, Rokan Hulu 457, Pelalawan 400, Kuansing 263, Siak 260, Rokan Hilir 360 dan Meranti 81 orang.

“Proses pemberangkatan JCH Riau yang tergabung dalam 13 kloter embarkasi Batam berjalan lancar, baik dari daerah ke Embarkasi maupun dari Embarkasi ke Jeddah dan Madinah. Dan sebelumnya catatan untuk evaluasi telah disampaikan oleh Kakanwil pada Rakor Evaluasi Pemberangkatan JCH di Batam,” kata Mahyudin.

Untuk petugas haji daerah ada beberapa catatan yang menjadi bahan evaluasi, yaitu ketidakhadiran di tempat atau di asrama saat JCH menjalani proses, baik proses dokumen, kesehatan maupun saat pemberangkatan.

“Ke depan harus ditekankan petugas harus mendampingi jamaah sejak dari daerah hingga berangkat ke Tanah Suci, sehingga permasalahan yang dialamai jamaah bisa diatasi dengan cepat,” katanya.

Ia berharap tidak ada jamaah merasa kehilangan dan merasa sendiri saat di asrama haji Batam, karena petugas haji daerah tidak berada di tempat. Ia juga berharap pada pemulangan JH Riau, petugas daerah benar-benar memantau jamaahnya sampai daerah.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: