Jember, Aktual.com – Seorang santri dari salah satu Pondok Pesantren di Kencong Kabupten Jember jadi korban kekerasan. Kasus dugaan penganiayaan terkuak usai keluarganya menjenguk dan mendapati ada luka lebam di bawah sebelah kanan agak menghitam kebiru-biruan.

Sehingga wali santri tersebut akhirnya membawa pulang dari pondok pesantren. Kemudian melaporkan kejadian yang menimpa anaknya ke Polsek Kencong, Jember pada Jum’at (03/09) lalu.

Besuki Rahmad, ayah dari anak tersebut saat ditemui di kediamannya menyampaikan, bahwa tidak terima dengan kejadian yang menimpa anaknya. Sehingga ia geram dan melaporkan kejadian tersebut.

“Saya kaget dan masih syok melihat anak saya dengan luka lebam itu. Saya tanya ke anak saya mengaku jika dipukuli ramai ramai kurang lebih anak 9 didalam kamar kira kira ukuran 3×4 meter tersebut oleh para seniornya.Mendapati pengakuan seperti itu saya sontak geram dan langsung lapor ke Polsek tentang kejadian yang ditimpa anak saya tersebut,” ujar ayah korban.

Sementara itu, pihak pelapor yang sudah berusaha meminta tanggung jawab pihak pengurus pondok menemui jalan buntu dan tidak digubris akhirnya keluarga lapor polisi dan langsung ditembuskan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

“Kalau memaafkan saya pasti, tapi untuk kasus tetap akan saya lanjut, karena disitu juga ada senior senior yang lebih tua dari anak saya yang ikut serta menganiaya, anak saya baru berumur 12 tahun dan juga sekolah diruang lingkup pondok AS-Sunniyah,. sampai saat ini anak saya trauma psikis dan pada saat di panggil kayak anak kaget dan panik.atas kejadian ini akan saya tempuh jalur hukum dan saya sudah bersurat pengaduan ke KPAI untuk proses lebih lanjut, agar hal ini tidak menimpa anak lain, jujur saya tidak terima,” Imbuh B-R.

Sementara terpisah,pengakuan saksi dan korban berinsial A-L,(12) anak dari Ahmad Taufik warga Desa Patemon, Kecamatan tanggul, mengaku jika kejadian tersebut didalam kamar pada tanggal 31 Agustus 2021 pada sore hari.

“kejadian pada sore hari setelah salat Jamaah Ashar, pada saat selesai salat saya bersama H-R mau masuk ke kamar untuk melanjutkan sekolah formal, namun sebelum masuk kamar untuk ganti baju saya ditegur sama Wildan dan teman teman lainya, tiba tiba saya di tendang dari belakang sampai jatuh, dan ditendang lagi, dan pada saat bersamaan teman saya H-R kepalanya di tutupi pakai timba dan dipukuli, dan saya lari keluar kamar dan melihat dari cendela dan teman saya dipukuli orang banyak dalam kamar hingga sempat terbentur almari,” Kata Saksi dan dugaan korban berinisial A-L saat mengatakan di Mapolsek Kencong, Senin (06/09).

AKP Adri Santoso, selaku Kapolsek kencong menjelaskan untuk kasus ini langsung berkoordinasi dengan Kanit Reskrim.

“Langsung koordinasi dengan kanit Reskrim mas, saya mau ada kegiatan sebentar,” kata Kapolsek

Sementara itu, hingga berita ini ditulis, pihak Keluarga dugaan aniaya korban didalam ponpes AS-Sunniyah Kencong masih bertemu dengan pihak Pengurus pondok untuk melakukan mediasi yang difasilitasi oleh pihak Mapolsek kencong.

Pihak pengurus pondok AS-Sunniyah Kencong setelah mediasi, dan dimintai konfirmasi tidak bisa.

“Mohon maaf belum bisa,” ujarnya sambil berlalu meninggalkan Mapolsek kencong.

(Aminudin Aziz)

Artikel ini ditulis oleh:

Nusantara Network