Jakarta, Aktual.com — Pakar Politik Asrinaldi menilai sudah sepatutnya seorang negarawan yang memimpin suatu bangsa harus meniru serta berpendoman kepada ajaran Nabi dan Rasul.
“Negarawan itu sejatinya lebih memikirkan yang dipimpinnya dan mau berkorban untuk kepentingan orang banyak, sebagaimana perjuangan Nabi dan Rasul atau Wali Sanga dalam menyiarkan syariatnya,” kata dia, Jumat (25/3).
Menurut dia, seorang pemimpin bangsa sudah tidak lagi memikirkan dunia dan kepentingan golongannya. Bila dalam politik seorang Plato menyebutnya sebagai The Philosoper King.
Artinya seorang pemimpin terbaik yakni selalu memperjuangkan kepentingan anggota yang dipimpinnya, dan senang atas kesejahteraan yang dipimpinnya.
Dalam kehidupan politik di Indonesia, sebut dia, hal ini mengartikan ketika presiden atau pimpinan daerah dari partai politik terpilih maka berkewajiban menanggalkan segala atributnya dan menyatu dengan yang dipimpinnya. Sebab masyarakat yang dipimpinnya tersebut tentu heterogen.
“Negarawan seperti ini sudah tidak mencintai dunia saja namun memikirkan kinerjanya bermanfaat atau tidak bagi masyarakatnya.”
Menurutnya untuk mencapai tahap ini, negarawan atau pemimpin memiliki karakteristik dalam bidang religius artinya memiliki kepercayaan penuh pada Tuhan dan agamanya. Kemudian memiliki kepercayaan penuh pada masyarakat yang dipimpinnya.
“Sayangnya orang yang memiliki karakteristik semacam ini sangat minoritas di dunia.”
Jikapun ada, tambahnya, susah menemukannya akibat tertutupi mayoritas pimpinan yang memimpin dengan segala kepentingan pribadi dan golongan. “Jika ada pemimpin atau negarawan semacam ini politik pun tidak akan dianggap lagi busuk atau kotor.”
Sebab, masing-masing kandidat benar-benar bersaing mengejar simpati publik dengan mengerahkan seluruh kemampuannya tanpa intrik, dan bukan kepentingan pribadi atau golongan semata.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu