Jakarta, Aktual.com — Acap kali nama Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas disebut-sebut dalam persidangan. Nama Ibas kembali mencuat pasca Angelina Sondakh, yang merupakan bekas kader Partai Demokrat bersaksi di sidang Muhammad Nazaruddin.
Pangeran, begitu sebutan Ibas oleh Angelina, kerap ikut mengatur semua proyek yang biasa dikerjakan bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Dalam kesaksiannya itu, Anglina mengaku bisa meloloskan sejumlah proyek milik berbagai Kementerian atas seizin Ibas.
Direktur Centre For Budget Analysis Uchok Sky Khadafi menyebutkan, nama Ibas kian menakutkan bagi Komisi Pemberantasan Korupsi. Pasalnya, hingga kini anak bontot Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono itu tak tersentuh oleh KPK, meski namanya kerap dikait-kaitkan dalam sejumlah kasus besar.
“Namanya setiap kali muncul di Tipikor, maka pangeran Ibas semakin menakutkan buat KPK,” ujar Uchok ketika berbincang lewat salulran telepon, Senin (11/1).
Hal tersebut, kata Uchok bisa dibuktikan disejumlah kasus yang saat ini ditangani KPK. Pertama soal pengakuan Yulianis, yang merupakan bekas Wakil Direktur Keuangan Grup Permai.
Ketika itu, Yulianis mengakui nama Ibas masuk dalam Berita Acara Pemeriksaan-nya beberapa waktu lalu. Menurut dia, saat itu penyidik memeriksanya dalam kaitan aliran dana proyek Hambalang di Kongres Partai Demokrat 2010.
Yulianis mengakui, dalam catatan keuangannya hanya ada satu kali pengeluaran uang buat Ibas dari Grup Permai milik Muhammad Nazaruddin, yakni USD 200 ribu, terkait Kongres Partai Demokrat 2010. Dia pun mengaku Nazaruddin langsung yang memintanya menuliskan nama Ibas dalam catatan itu.
Tak hanya itu, sambung Uchok, pengakuan terpidana Sutan Bhateogana nama Ibas mencul di kasus SKK Migas. Pada sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/6), Sutan membeberkan rencana pertemuan yang dilakukan Ibas dengan mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini terkait proyek migas.
Rencana pertemuan antara Ibas dan Rudi, kata Sutan, dilakukan di gedung Raffles di kawasan Cibubur. Menurut Sutan, pertemuan di Raffles itu direncanakan oleh teman Ibas, yakni Direktur PT Rajawali Swiber Cakrawala Deni Karmaina.
“Saya waktu itu diundang oleh Deni membawa nama Ibas, waktu itu Eka (Putra) mengontak saya yang katakan Ibas mau ketemu (di Raffles),” ujar Sutan.
Namun, menurut Sutan, pertemuan itu batal karena Ibas yang tak juga datang ke tempat yang sudah ditentukan itu. Menurut dia, di tempat yang sama justru ada Bendahara Umum Demokrat Sartono Utomo.
“Kita lihat, sekarang di panggil-panggil saja tidak oleh KPK, malahan KPK semakin ketakutan sekali walapun hanya untuk meminta klarifikasi,” ujar dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu