Jakarta, Aktual.co — Pada umumnya, anak yang sedang tumbuh dan berkembang, usia kurang lebih empat tahun ke atas, memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Anak usia dini umumnya memiliki karakteristik yang unik, egosentris, dan, spontan.
Ketika anak memiliki rasa ingin tahu terhadap suatu hal, umumnya anak akan selalu melontarkan banyak pertanyaan kepada orang terdekat terutama ibunya. Anak akan selalu mengaitkan hal tersebut dengan apa yang dibicarakannya.
Ketika anak bertanya ini dan itu dengan penuh antusias, tentu ibunya mudah sekali menjawab dengan bahasa dan jawaban yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak.
Perlu diperhatikan kembali, jangan sekali-kali ibu memarahi atau membentak ketika anak bertanya sesuatu sekalipun itu sesuatu yang tidak seharusnya ditanyakan, karena itu akan menghambat kecerdasan dan berpengaruh negatif terhadap psikologi anak.
Sebagai orang tua, pastinya kita akan mengajarkan pendidikan agama sedari dini mungkin. Dari situ kadang timbulah rasa keingi tahuan sang anak siapa Tuhan kita? Atau bahkan menanyakan keberadaanya.
Seorang ibu tidak mungkin menjawab asal-asalan terhadap pertanyaan si kecil yang satu ini, karena tentunya akan memengaruhi pola pikir anak ke depannya.
Ibu pun tidak mungkin menjelaskan dengan dalil naqli atau dalil ‘aqli karena tentunya mereka tidak akan mengerti.
Jangan juga menjawab bahwa Allah SWT berada di langit atau pun di surga, karena hanya akan mengajak anak berimajinasi dan berkhayal sesuatu yang aneh-aneh.
Di dalam Al Quran dijelaskan, “Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (Q.S. Al-Hadiid: 4)
Maka alangkah baiknya, jawab saja seperti ini: “Nak, Allah itu ada. Keberadaannya sangat dekat dengan kita. Apalagi terhadap orang-orang yang saleh termasuk di dekat anak ibu tersayang yang selalu membantu ibu dan ayah, bersikap baik terhadap teman-teman, dan rajin shalat serta mengaji.
Jadi, Allah SWT itu selalu bersama kita kapanpun dan dimana pun”. Dengan jawaban seperti ini diprediksikan anak akan berpikir untuk selalu melakukan kebaikan dan beramal saleh agar selalu dekat dengan Allah SWT.
Ketika si kecil melanjutkan bertanya: “Mama, Allah SWT itu seperti apa?”.
Jawablah, “Coba sekarang, anak ibu yang pintar tahu kan bentuk kucing, pohon, sungai, matahari, batu, rumah? Nah apapun yang kamu bayangkan, apapun yang ada di dalam pikiran kamu itu bukan Allah sayang. Karena, Allah SWT itu tidak sama dengan makhluk ciptaan-Nya.”
Dengan seperti itu anak tidak akan membayangkan bahwa Allah SWT itu seperti kiyai, seperti patung, atau seperti apapun yang ia lihat. Dengan seperti itu dia tidak akan berimajinasi tentang bentuk Allah SWT.
“(Dia) Pencipta langit dan Bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)
Saat menghadapi pertanyaan-pertanyaan anak yang lebih ekstreem dan membuat ibu kebingungan, berusahalah bersikap tenang dengan tatapan yang teduh di depan mereka dan berikanlah jawaban yang membuat mereka mudah paham dan tentunya tidak melenceng dari syari’at Islam.
Artikel ini ditulis oleh: