Jakarta, Aktual.co — Makam Imam Abu Hanifah, pendiri mazhab Hanafi dalam tradisi Muslim Sunni, tampak sepi, tertutup, dan sederhana. Meski diberi ruji-ruji perak, seperti halnya makam tokoh sufi Syekh Abdul Qadir Jaelani, makam Imam Abu Hanifah itu tidaklah megah.
Demikian dikatakan Saeful Anwar, warga Indonesia yang sudah hampir tiga tahun tinggal di Baghdad, ibukota Irak, dan telah berziarah ke makam tersebut. Hal itu dilaporkan Redaktur Senior Aktual.co, Satrio Arismunandar dari Baghdad, Rabu (4/3).
Makam Imam Abu Hanifah terletak di distrik Ta’zhomiyah. Berseberangan dengan kompleks makam itu, dipisahkan oleh Sungai Tigris dan jembatan, terdapat makam dua Imam penganut Muslim Syiah. Yaitu makam Musa al-Kazhim dan Muhammad Jawad. Makam dua Imam Syiah ini terletak di distrik al-Kazhimiyah.
Makam Imam Abu Hanifah terkesan sepi karena lokasinya lumayan jauh, butuh perjalanan sekitar 40 ment dari kantor Kedutaan Besar Republik Indoneia di Baghdad. Pemeriksaan keamanan untuk menuju ke sana juga ketat, sehingga peziarah tampaknya enggan ke sana.
Imam Abu Hanifah adalah tokoh Sunni yang terkenal di Irak. Sehingga jika Diwan Wakaf Sunni, semacam kementerian agama di Irak, mau mengadakan peringatan hari keagamaan Sunni, maka lokasinya ada dua alternatif. Kalau tidak diadakan di Masjid Syekh Abdul Qadir Jaelani, biasanya acara itu akan diadakan di Masjid Imam Abu Hanifah.
Sekarang penganut mazhab Hanafi relatif tidak banyak di Irak. Muslim Sunni di Irak menganut mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hambali, namun tidak ada satu pun mazhab Sunni yang terlalu dominan di Irak.

Artikel ini ditulis oleh: