Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi saat berdialog dengan perwakilan kelompok tani di desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Senin (21/2). Foto: Aktual/Hilmi
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi saat berdialog dengan perwakilan kelompok tani di desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Senin (21/2). Foto: Aktual/Hilmi

Indramayu, Aktual.com – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi menegaskan bahwa anggaran yang dikelola oleh Kementerian Pertanian akan dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk program. Adapun program tersebut nantinya diharapkan dapat meningkatkan produksi maupun ekspor hasil pertanian.

Hal ini ia sampaikan saat kunjungan kerja sekaligus menyerahkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yakni Power Thresher dalam rangka peningkatan hasil pertanian padi, palawija di Desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Senin (21/2).

“Kegiatan hari ini adalah kegiatan kita sehari-hari, karena memang anggaran kita di Kementerian Pertanian akan kita kembalikan lagi ke masyarakat petani. Sehingga kita bisa genjot produksi pangan kita, genjot ekspor kita, bisa meningkatkan motivasi masyarakat petani kita, sehingga bisa jadi lebih banyak yang ingin berkarir di sektor pangan,” kata Wamentan Harvick usai menyerahkan bantuan Alsintan kepada petani.

Momen saat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi melakukan swafoto bersama petani di Desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Senin (21/2). Foto: Aktual/Hilmi
Momen saat Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick Hasnul Qolbi melakukan swafoto bersama petani di Desa Malangsari, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indramayu, Senin (21/2). Foto: Aktual/Hilmi

Dalam kunjungan kerjanya itu, Wamentan juga turut menerima beragam aspirasi dari para kelompok petani setempat. Salah satunya, Karsim, petani asal desa Malangsari yang kesulitan mendapatkan pupuk untuk lahan pertaniannya.

“Sedangkan saya punya sawah garapan. Kalau mau mengajukan (pupuk) subsidi tidak mencukupi, sedangkan pupuk yang non subsidi cukup mahal Rp225 ribu per kwintal,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Wamentan Harvick pun menyampaikan solusi agar para petani mudah mendapatkan pupuk. Misalnya dengan memanfaatkan program dari Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Program tersebut akan membantu petani dalam mengakses pupuk.

Selain itu, ia juga mengajak para petani untuk memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian. Pasalnya, di tahun 2022, Presiden Joko Widodo menaikkan target penyerapan KUR pertanian mencapai Rp90 triliun. Peningkatan itu dilakukan menyusul sukses penyaluran KUR tahun 2021 di atas target Rp70 triliun, yakni terserap Rp85,6 triliun atau 122 persen.

“Kami sudah menyerap aspirasi petani yang diwakilkan oleh tiga orang tadi. Ini tentu jadi masukan yang baik untuk pemerintah. Dan jika ditemukan adanya penyimpangan kewenangan yang disalahgunakan, laporkan,” tutur Wamentan Harvick kepada para awak media.

“Saya hadir di sini menegaskan ke petani, bahwa pemerintah jelas komitmennya. Mudah-mudahan kedatangan saya kesini bisa memberikan semangat baru untuk para petani jangan pesimis,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi