Jakarta, Aktual.co — Anda pernah menemui teman atau kerabat yang tamak atau serakah?. Orang serakah selalu mengharap pemberian orang lain, namun dia sendiri justru bersikap pelit atau bakhil. Ia ingin mengumpulkan harta untuk kepentingan diri sendiri tanpa memperhatikan aturan.
Selain tidak beriman terhadap qadha dan qadar Allah SWT, orang yang tamak ini juga akan menanam benih hasud terhadap orang lain.
Serakah atau tamak berasal dari bahasa arab Al-Hirshu atau Ath-Thama’u yaitu suatu sikap yang tidak pernah merasa cukup, sehingga selalu ingin menambah apa yang seharusnya ia miliki, tanpa memperhatikan hak-hak orang lain. Hal ini, termasuk kebalikan dari rasa cukup (Al-Qonaa’ah) dan merupakan akhlak buruk terhadap Allah, karena melanggar ketentuan larangan-Nya
Sifat ini sebagai sebab timbulnya rasa dengki, hasud, permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang kemudian pada penghujungnya mengakibatkan manusia lupa kepada Allah SWT, kehidupan akhirat serta menjauhi kewajiban agama.
Dalam Al-Qur’an, banyak terdapat keterangan masalah rakus atau tamak, antara lain pada surah Al-Baqarah ayat 96 yaitu,
ولتجنهم احرص الناس علي حيوة ومن الذين اشركوا يود احدهم لو يعمر الف سنة وما هو بمزحزحه من العذاب ان يعمر والله بصيربما يعملون ( البقرة :96 )
Artinya : “Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari pada orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 96)
Begitu juga dalam hadits, antara lain disebutkan,
قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : ايها الناس, اجملوا في الطلب, فانه ليس لعبد الا ما كتب له. (الحديث)
Artinya : “ Rasulullah SAW bersabda: Hai manusia, berbaik-baiklah dalam mencari (nafkah); karena sesungguhnya hamba tidak mendapatkan (sesuatu), kecuali apa yang telah ditakdirkan padanya.” (Al-Hadits)
Allah melarang hambanya melakukan tindakan yang rakus, dan termasuk akhlak buruk terhadap-Nya, karena perbuatan ini dapat menyebabkan seseorang lupa menyembah kepada-Nya, dapat berlaku kikir, memeras serta merampas hak-hak orang lain. Maka, agama islam memberikan tuntutan kepada manusia, agar tidak terlalu mengejar nafkah yang seharusnya bukan ia yang pantas memilikinya.
Artikel ini ditulis oleh: