“Kami takut,” kata Abdullahi, “Ratusan petempur bertopeng ada di mana-mana dan kami mengantisipasi pemerintah akan menyerang di sini. Mereka juga menempatkan tambang di mana-mana dan hari ini kami mengemas baju kami untuk melarikan diri,” katanya.

Perwira militer mengatakan jumlah korban tewas mungkin lebih tinggi. “Kami tahu minibus meninggalkan (kota) Afgooye pagi ini dan minibus itu membawa petani, kebanyakan wanita,” kata Kapten Isa Osman dari Tentara Nasional Somalia.

“Minibus itu membawa lebih dari 10 orang. Kami tidak bisa mendapatkan banyak rincian karena daerah tersebut tidak dikuasai oleh pemerintah,” katanya.

Setelah serangan Sabtu lalu, pemerintah menjanjikan serangan baru terhadap pemberontakan tersebut. Somalia terbelah oleh perang saudara sejak 1991, ketika kaum panglima perang menggulingkan penguasa dan kemudian saling serang.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara