Kyiv, Aktual.com – Setidaknya 34 orang tewas dan 117 terluka, termasuk 15 anak-anak, dan melukai lebih dari seratus orang, akibat serangan dua rudal balistik Rusia ke pusat kota Sumy. Dua rudal balistik varian Iskander menyerang pada Minggu pagi (13/4) sekitar pukul 10:15 waktu setempat (08:15 BST), keduanya mengenai area sekitar Universitas Negeri Sumy dan pusat kongresnya.

Dilansir dari BBC, dari rekaman video yang tersebar akibat serangan itu, menunjukkan mayat-mayat berlumuran darah berserakan di jalan-jalan di sekitar lokasi jatuhnya rudal. Setidaknya dua anak tewas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan di antara yang terluka terdapat seorang anak perempuan yang lahir tahun ini, seraya menambahkan bahwa petugas medis melakukan ”segala yang mereka bisa” untuk menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa.

Zelensky menyerukan tanggapan ”keras dari negara lain, seraya menambahkan bahwa ”pembicaraan tidak pernah menghentikan rudal balistik dan bom udara”. ”Rusia menginginkan teror semacam ini dan terus-menerus mengobarkan perang. Tanpa tekanan pada agresor, perdamaian tidak mungkin terwujud,” kata Zelensky.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan kepada BBC bahwa 20 bangunan rusak, termasuk empat lembaga pendidikan, serta kafe, toko, dan lima gedung apartemen. Sepuluh mobil dan trem juga terkena dampak.

Menurut BBC Ukraina, pusat kongres universitas tersebut sering digunakan untuk kelas anak-anak, sementara penduduk setempat mengatakan bahwa tempat tersebut merupakan ”pusat pendidikan untuk seluruh kota” dan “sangat aktif disewakan untuk berbagai kursus, klub, dan kelas master”.

Para pejabat di Kota Sumy mengatakan kepada BBC bahwa rudal tersebut dilengkapi dengan amunisi tandan, yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Rudal tandan itu menyebabkan kendaraan terbakar dan pohon tumbang di mana kematian tampaknya terkonsentrasi.

Salah seorang korban bernama Nataliia menuturkan saat kejadian ia sedang membawa anaknya dan anak-anak lainnya ke tempat penampungan ketika serangan kedua menghantam mobilnya. ”Jika kami tidak pindah ke tempat penampungan tepat waktu, kami pasti sudah berada di dalam mobil dan akan mati,” katanya kepada BBC.

Serangan itu sendiri terjadi dua hari setelah utusan presiden AS Steve Witkoff melakukan perjalanan ke Rusia untuk bertemu Presiden Vladimir Putin, dan mendorong upaya Trump untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Sedangkan dilansir dari The Moscow Times, para pemimpin dunia mengutuk serangan brutal militer Rusia itu. Presiden AS Donald Trump menyebutnya sebagai ”hal yang mengerikan” dan ”kesalahan”.

”Saya pikir itu mengerikan. Dan saya diberitahu bahwa mereka melakukan kesalahan. Namun saya pikir itu hal yang mengerikan. Saya pikir seluruh perang adalah hal yang mengerikan,” kata Trump kepada wartawan di dalam Air Force One saat kembali ke Washington pada Minggu malam (13/4) waktu setempat.

Ketika diminta untuk menjelaskan apa yang dimaksudnya dengan ’kesalahan’, Trump mengatakan bahwa ”Mereka membuat kesalahan. Anda akan bertanya kepada mereka” – tanpa menyebutkan secara spesifik siapa atau apa yang dimaksudnya.

Sedangkan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut serangan itu ”mengerikan” dan pengingat tragis mengapa Presiden Trump dan pemerintahannya menghabiskan begitu banyak waktu dan upaya untuk mengakhiri perang ini dan mencapai perdamaian abadi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sangat khawatir dan terkejut oleh serangan tersebut, yang menyoroti pola serangan serupa yang menghancurkan di kota-kota Ukraina dalam beberapa minggu terakhir.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan serangan terhadap Kota Sumy menunjukkan ”pengabaian terang-terangan Rusia terhadap nyawa manusia, hukum internasional, dan upaya diplomatik Presiden Trump.”

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga mengatakan dirinya terkejut oleh serangan itu, yang oleh mitranya dari Italia Giorgia Meloni digambarkan sebagai tindakan pengecut oleh Rusia.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain