Jakarta, Aktual.com — Pihak berwenang di sebuah kota bagian timur China telah berjanji untuk menghentikan kajian untuk proyek taman industri petrokimia yang direncanakan bersama sebuah perusahaan Singapura, menyusul serangkaian protes atas kemungkinan resiko kesehatan dan lingkungan.
Puluhan ribu “insiden massal” – kata penghalus yang jamak untuk demonstrasi, terjadi di China tiap tahun, dipicu oleh adanya kekhawatiran atas sejumlah isu seperti korupsi, polusi dan pendudukan lahan ilegal, mengganggu Partai komunis yang terobsesi akan kestabilan.
Pemerintah Longkou, di provinsi Shandong, mengatakan bahwa mereka telah menghentikan rencana untuk sebuah kajian mengenai kemungkinan lingkungan bagi proyek itu, setelah adanya sejumlah protes yang mengungkapkan perasaan masyarakat yang tinggal di wilayah sekitarnya.
“Berdasarkan dari aspirasi yang diutarakan oleh masyarakat, rencana akan kajian lingkungan telah dihentikan,” pemerintah kota mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Ratusan orang demonstran bergerak di Longkou dengan membawa spanduk kain bertuliskan “Ini masih rumah kami” dan “Lindungi lingkungan,” dalam sejumlah gambar yang diunggah di media sosial China pada minggu ini, meskipun kebenaran gambar itu belum dapat diverifikasi.
China merupakan negara penghasil dan pengguna paraxylene dan poliester terbesar di dunia, yang merupakan bahan penting dalam industri pakaian dan plastik mereka.
Namun sejumlah pabrik yang memproduksi bahan-bahan petrokimia tersebut seringkali menghadapi demonstrasi yang dipicu oleh adanya ketakutan bahwa pabrik itu dapat merusak lingkungan dan mengganggu kesehatan penduduk sekitar.
Proyek taman industri Longkou merupakan usaha gabungan dengan Jurong International Holdings Pte Ltd dari Singapura dengan Nanshan Group Co. Ltd dari Longkou, laporan media mengatakan.
Wartawan Reuters tidak dapat menghubungi perusahaan itu untuk meminta komentar.
Beijing ingin mencoba “kepemilikan campuran,” atau privatisasi sebagian, dalam sektor energi mereka yang dikendalikan oleh pemerintah, untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong perkembangan yang ramah lingkungan.
Pada Juni lalu, ribuan orang menggelar aksi protes di Jinshan, sekitar 60 kilometer dari Shanghai, mereka memprotes sebuah pabrik kimia di wilayah itu.
Sebuah kelompok penduduk China yang dipimpin oleh investor berencana untuk membangun sebuah kompleks petrokimia senilai 15 miliar dolar Amerika di sebuah pulau dekat Shanghai, yang akan menjadi instalasi energi pertama dan terbesar yang dibangun oleh investor non-milik negara di China, sejumlah sumber industri mengatakan kepada wartawan Reuters pada minggu lalu.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara