Presiden Joko Widodo (kanan) selaku inspektur upacara mengheningkan cipta saat Upacara Ziarah Nasional di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Kamis (10/11). Upacara tersebut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 10 November. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – Indonesian Resources Studies (IRESS) merasa kecewa dengan rendahnya serapan anggaran di Kementerian, khususnya Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun belanja 2016 ini.

Menurut Direktur IRESS, Marwan Batubara, dengan minimnya serapan anggaran menandakan kondisi pemerintah tidak siap untuk mendorong pembangunan dan menyejahterakan rakyatnya.

Dengan terhambatnya serapan anggaran akan berimplikasi terhambatnya pembangunan yang semestinya sudah bisa dinikmati dengan baik oleh masyarakat. Dengan kata lain bahwa, seratnya anggaran telah mengorbankan kepentingan rakyat.

“Akibatnya proyek-proyek yang mestinya dinikmati oleh masyarakat menjadi tertunda. Pembangunan menjadi tertunda. Pada akhirnya masyarakat yang menjadi korban,” ujar Marwan Senin (14/11).

Untuk itu, secara umum dia mengingatkan Presiden Jokowi agar memperhatikan kinerja kementerian untuk mengingatkan serapan anggaran agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ini perlu diperhatikan oleh presiden mengenai kinerjanya yang diukur dari kemampuan para pembantunya untuk melakukan pembangunan,” Tandas Marwan.

Sebagaimana telah disampaikan, serapan anggaran Kementerian ESDM dirasa masih jauh dari target, apalagi sisa waktu akhir tahun tinggal hanya kurang dari dua bulan. Diketahui hingga bulan Oktober 2016, serapan Kementerian yang dipimpin Ignasius Jonan, baru sebesar 48.29 persen atau sebesar Rp3.7 triliun.

Laporan: Dadang Sah

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby