Sejumlah tokoh politik nasional melepas burung merpati di panggung parade kebudayaan 'Aksi Kita Indonesia' di Bundaran HI Jakarta, Minggu (4/12/2016). Pelepasan burung merpati itu simbol perdamaian dalam keberagaman bangsa Indonesia. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Forum Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu mengimbau untuk para pegawainya agar tak ikuti aksi Bhineka Tunggal Ika, pada Minggu (4/12) pagi saat acara car free day ini.

“Karena aksi Bhineka Tunggal Ika pada 4 Desember 2016 ini sangat kental bermuatan politik. Ini sudah seperti aksi saling tanding-tandingan dari aksi super damai kemarin Jumat,” tegas Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Jakarta Arief Poyuono, di Jakarta, Minggu (4/12).

Menurutnya, aksi Bhineka Tunggal Ika tidak relevan untuk diikuti oleh pegawai BUMN dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karena aksi ini, bermuatan politis seakan-akan aksi Bela Islam III atau aksi 212 yang digelar Jumat lalu adalah aksi yang tidak mengambarkan kebhinekaan di Indonesia.

“Aksi Bela Islam III atau aksi 212 itu sangat jelas merupakan gambaran kebhinekaan. Sebab umat Islam yang datang juga dari berbagai suku dan ras yang menganut Agama Islam,” cetus dia.

“Jadi hanya orang yang berpikir picik dan panik saja kalau memunculkan aksi Bela Islam. Padahal aksi ini sebagai wujud perlawanan dari adanya kasus penistaan agama oleh Ahok (Basuki Tjahaja Purnama),” tegas Arief.

Dengan adanya aksi Bhinneka Tunggal Ika ini, kata dia, seolah-olah aksi Bela Islam III itu telah menciptakan sebuah ancaman bagi persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika itu.

“Jelas, tidak ada masalah kebhinekaan tunggal ika kok. Apalagi, selama ini sudah banyak keluarga di Indonesia yang berasimilasi saling beda agama dan beda suku,” kata dia.

Untuk itu, aksi Bhineka pada hari ini, sudah jelas tidak ada gunanya bagi PNS dan Pekerja BUMN yang dalam lingkungan kerjanya tidak mengenal adanya diskriminasi baik dalam hal agama, suku, ras, dan etnis.

Karena itu, dia menegaskan, FSP BUMN Bersatu menyerukan pada pekerja BUMN Bersatu untuk tidak perlu hadir dalam kasus 412 nanti.

“Apalagi Aksi 412 ini justru akan membuat situasi politik semakin memanas dan ketakutan dari masyarakat, seakan-akan ada masalah dengan Bhineka Tunggal Ika itu,” jelas Arief.

Dibanding ikut aksi Bhinneka Tunggal Ika yang tak jelas itu, kata dia, mending istirahat di rumah.
“Sudahlah enggak usah ikut acara tak jelas itu. Mending berkumpul bersama keluarga di rumah,” tutup Arief.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan