Jakarta, Aktual.com – Serikat Pekerja PT Pegadaian mengungkapkan alasan penolakan rencana holding dengan PT BRI (Persero) dan juga PT PNM (Persero). Salah satunya soal efektivitas jangkauan dan pelayanan di masing-masing perseroan.
Serikat Pekerja mengklaim pelayanan di PT Pegadaian (Persero) jauh lebih efektif dibanding BRI. Hal ini terlihat dari sebaran outlet dan jangkauan nasabah. Meskipun jumlah outlet BRI jauh lebih banyak yakni 7500, namun hanya mampu menjangkau 10 juta nasabah mikro. Sementara PT PNM menyalurkan ke 8 juta nasabah mikro dari 3400 outlet.
“Kemudian Pegadaian sendiri itu menyalurkan ke 16,5 juta nasabah dari 4000-an outlet. Nah dari situ kita bisa melihat bahwa banyaknya outlet bukan menjadi parameter untuk pelayanan mikro,” tutur Ketua Umum Serikat Pekerja PT Pegadaian Ketut Suhardiono kepada awak media di Jakarta, Senin (15/2).
Terkait perluasan jangkauan dan pelayanan, Ketut mengaku sudah melakukan pola piloting colocation atau dengan menempatkan satu tenaga penaksir di outlet BRI sejak November 2020. Namun sampai saat ini hasilnya sangat tidak efektif.
Maka dari itu, Ketut menilai banyak inovasi yang mestinya dilakukan untuk memperluas jangkauan dan pelayanan tanpa harus holding.
“Banyak sebenarnya hal-hal yang bisa dimanfaatkan, yang diperlukan, sebenarnya tidak harus colocation, tidak harus ini, tetapi lebih kepada inovasi-inovasi yang seharusnya jadi lebih baik,” ungkapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi