Jakarta, Aktual.com – Pertumbuhan industri pangan tiba-tiba menjadi pusat perhatian belakangan ini. Ini dimulai dari kritik yang diungkapkan oleh calon presiden dan calon wakil presiden, bahkan sebelum mereka diumumkan sebagai calon.
Berulang kali disebutkan bahwa proyek ini tidak berhasil, bahkan disoroti sebagai tindakan merugikan terhadap lingkungan.
Pada debat Cawapres malam Minggu (21/1), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Mahfud MD bersama-sama mengkritik food estate sebagai proyek yang tidak berhasil dan berdampak merusak lingkungan. Sebelumnya, Cak Imin mengungkapkan niatnya untuk menghentikan proyek tersebut karena membahayakan petani.
Dikenal bahwa food estate adalah proyek lumbung pangan yang dipercepatkan kembali oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai langkah untuk memperluas lahan guna meningkatkan cadangan pangan nasional.
Pemerintah merespon kekhawatiran para pakar dan praktisi dengan melakukan pembangunan dan pengembangan food estate sebagai salah satu langkah.
Permasalahan dan tantangan di sektor pertanian dan ketahanan pangan Indonesia mencakup gangguan suplai bahan pangan, penurunan permintaan produk, ancaman krisis pangan, dan pembatasan lapangan produksi.
Oleh karena itu, pemerintah telah menyusun rencana antisipasi dalam RPJMN tahun 2020-2024, termasuk melalui proyek food estate yang juga termasuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Proyek food estate saat ini sedang dilaksanakan di beberapa provinsi, termasuk Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, NTT, Papua, dan Papua Selatan.
Food estate di Sumatra Utara terletak di kabupaten Humbang Hasundutan (Humbas) dan difokuskan pada pengembangan tanaman hortikultura, khususnya bawang.
Jawa Tengah memiliki food estate yang terletak di kabupaten Temanggung dan Wonosobo, dengan fokus pada pengembangan tanaman hortikultura.
Di Jawa Barat dan Jawa Timur, food estate dikembangkan, seperti di kabupaten Garut untuk hortikultura dan di kabupaten Gresik khusus untuk mangga yang ditujukan untuk pasar ekspor. Proyek food estate di Gresik ini melibatkan intercropping jagung, kacang tanah, kacang hijau, dan jeruk nipis, serta integrated farming jagung dengan sapi dan domba.
Di Kalimantan Tengah, food estate sedang dikembangkan di kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas, dengan fokus pada pengembangan pertanian padi, kelapa genjah, dan peternakan bebek.
Selain itu, food estate juga sedang dikembangkan di kabupaten Gunung Mas, dengan spesifikasi untuk pengembangan pertanian singkong dan jagung.
Di Nusa Tenggara Timur (NTT), food estate sedang dikerjakan di kabupaten Sumba Tengah untuk pengembangan lumbung padi, dan di kabupaten Belu untuk jagung.
Provinsi Papua saat ini tengah mengerjakan proyek food estate di kabupaten Keerom dan kota Merauke di Papua Selatan. Kedua daerah ini difokuskan pada pengembangan pertanian padi dan jagung.
Artikel ini ditulis oleh:
Yunita Wisikaningsih