Jakarta, Aktual.co — Sepanjang digelarnya babak delapan besar kompetisi profesional di Indonesia, baik Indonesia Super League (ISL) maupun Divisi Utama (DU), banyak sekali terjadi kerusuhan antar suporter fanatik dari masing-masing klub yang bertanding.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum The Jakmania, Lariko Ranggamone, mengatakan bahwa banyak kejadian tersebut disinyalir karena kurangnya perhatian dari PT Liga Indonesia (PT LI), sebagai operator kompetisi sepakbola di Indonesia.
Dikatakan Lariko, The Jakmania berharap PT LI memberikan wadah untuk para suporter agar dapat bertemu satu dengan lainnya, dengan didampingi oleh PT LI, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan pihak kepolisian.
Pertemuan ini, kata Lariko, guna membicarakan kemajuan sepakbola Indonesia yang lebih baik tanpa ada perbedaaan dan perselisihan.
“Menurut saya PT. LI harus memberikan ruang bagi suporter baik dari klub ISL maupun DU. Setidaknya ada waktu tersendiri untuk bertemu dengan pihak-pihak terkait sepakbola di Indonesia. Tidak usah berbicara aib atau kesalahan-kesalahan, kita berbicara ke depan untuk kemajuan sepakbola Indonesia,” harap Lariko ketika dihubungi Aktual.co, Jumat (24/10).
Diungkapkan Lariko, paguyuban antar suporter sebenarnya sempat dibangun pada 2007 lalu, namun kendala pendanaan menjadikan perkumpulan tersebut vakum sampai sekarang.
“Dulu kita sering ngumpul dengan rekan-rekan suporter lain. Kita tidak bisa jalan sendiri, karena kendala mendasar, jadi tidak berjalan lagi. Oleh karena itu, kami meminta PT LI untuk mengakomodasinya. Banyak hal positif jika PT LI yang mengadakan pertemuan tersebut,” ungkapnya.
Seperti diketahui, salah satu yang harus benar-benar diperhatikan PT LI dan PSSI, dalam hal ini Komdis PSSI adalah, aksi brutal suporter PSS Sleman beberapa waktu lalu yang sampai memakan korban jiwa.
Kejadian-kejadian seperti itu makin marak terjadi dikancah pesepakbolaan di negeri kita ini.
Artikel ini ditulis oleh: