Jakarta, Aktual.com — Beberapa kalangan banyak yang kecewa terhadap keputusan Pemerintah terkait PI blok Mahakam yang masih tetap menyertakan Total Inpex sebesar 30%. Pasalnya, Pertamina yang tadinya diharapkan menjadi operator tunggal di blok mahakam demi ketahanan energi bubar karena kebijakan tetap menyertakan Total Inpex. Dengan komposisi ini artinya, Pertamina hanya akan kebagian 60% saja karena harus menyertakan BUMND sebesar 10%.

“Kementrian ESDM tidak berani merekomendasikan kepada Presiden agar blok Mahakam diserahkan seluruhnya pada Pertamina, sangat disayangkan mengapa Kementrian ESDM merekomendasikan bahwa total inpex masih disertakan dengan pola B to B dengan Pertamina. mestinya tidak boleh ada ampun, Total Inpex harus keluar dari Mahakam sehingga Pertamina menguasai 90% dan BUMND 10%,” ujar direktur EWI Ferdinand Hutahaean di Jakarta, Sabtu (20/6).

Pihaknya mendorong agar Pertamina menguasai 100 Persen blok mahakam tidak lain adalah karena ingin mencapai ketahanan energi secara bertahap. Diharapkan bangsa ini mandiri secara bertahap, namun semua harapan itu sirna dengan komposisi PI seperti yang diumumkan hari ini oleh kementrian ESDM. (Baca: Saham Pertamina Maksimal 70 persen di Blok Mahakam)

“Publik akan menyalahkan Jokowi sebagai presiden yang memutuskan hal tersebut, akhirnya Jokowi dicap sebagai antek asing oleh beberapa pihak yang lupa atau tidak bahwa keputusan Jokowi adalah berdasarkan rekomendasi dari menteri ESDM Sudirman Said,” jelasnya.

Ini sungguh pukulan berat dan menjadi preseden buruk ke depan atas kontrak-kontrak yang akan segera berakhir. Jika Pertamina benar ingin mengarah pada ketahanan energi, maka PI total sebesar 30% harus dibatalkan dan Pertamina pada 2016 harus masuk ke Mahakam sebagai masa transisi.

“Jokowi harus segera bertindak menyelamatkan Negara dengan mengevaluasi kabinetnya, kementerian yang menjadi ujung tombak eksekusi tidak boleh dipimpin menteri-menteri pengecut seperti Sudirman Said yang lebih takut asing daripada takut pada bangsa sendiri,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka