Jakarta, Aktual.com – Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta melaksanakan pelantikan wisuda kepada puluhan peserta Pendidikan Kader Mubaligh (PKM) yang digelar di Balai Agung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa, 24 September 2019.
Ketua Kodi DKI Jakarta, KH. Jamaluddin F. Hasyim mengatakan, sebanyak 60 peserta didik tahun ajaran 2018, saat ini mengikuti pelantikan wisuda oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
“Jadi Alhamdulillah, kebetulan Gubernur melantik wisuda. Ini merupakan dukungan moril dari Gubernur khususnya dalam melahirkan da’i, mubaligh yang akan mengembangkan syiar dakwah di Ibu Kota DKI Jakarta,” ujarnnya.
Lebih lanjut, KH. Jamaluddin menerangkan, PKM hanya pendidikan yang dijadikan sebagai pendukung profesi dakwah bagi mubaligh.
“Sebenarnya ini hanya seperti pendidikan vocation saja, jadi dimulai dari bulan Maret sampai Oktober, seminggu dua kali masuk, Senin dan Rabu, satu kali pertemuan,” terangnya.
Namun demikian, KODI DKI Jakarta memiliki kebijakan tersendiri dalam proses penerimaan peserta didik, yakni keterbatasan menerima peserta didik serta kewajiban melengkapi persyaratan hingga mengikuti standar tes.
“Kita kan hanya menerima 75 (peserta), yang daftar biasanya diatas 200 (orang), jadi hampi tiga seperempat yang tidak kita terima, dan biasanya (mereka) mendaftar lagi, begitu seterusnya. Ada yang terbentur soal usia, pendidikan, ada yang soal, macam-macam,” tegasnya.
“Tes nya pun masuknya mudah sebetulnya, hanya menulis Al Qur’an, praktek ceramah semampunya, kemudian ada tes terlulis pengetahuan umum agama,” tambahnya.
Selain itu, Kiyai Jamal, juga menegaskan bahwa ini sebagai bentuk upaya membantu program pemerintah dalam mengembangkan dunia dakwah.
Meski sertifikat dakwah ini tidak berlaku bagi semua instansi, namun setidaknya sertifikasi KODI ini bisa menjadi jaminan tentang kualitas pengetahuan seseorang yang berprofesi sebagai mubaligh.
“Karena yang kita berikan wawasan kesejahteraan, wawasan keilmuan, skill kemampuan, termasuk juga ruhaniahnya. artinya memahami kejiawaan dan sebagainya. Sehingga da’i nya insya Allah dari lulusan kami ini akan menjadi da’i yang bisa dipertanggungjawabkan dari sisi keilmuan, kemudian bersikap moderat, visi kebangsaan dan sebagainya,” pungkasnya.
Berikut cuplikannya:
Laporan: Warnoto